Tautan-tautan Akses

Isu Iklim

Bumi Catat Rekor Juli Terpanas

Orang-orang memadati pantai di Alexandria, Mesir, pada 20 Juli 2024, di tengah cuaca panas dan gelombang panas yang mendera wilayah tersebut. (Foto: Reuters/Mohamed Abd El Ghany)
Orang-orang memadati pantai di Alexandria, Mesir, pada 20 Juli 2024, di tengah cuaca panas dan gelombang panas yang mendera wilayah tersebut. (Foto: Reuters/Mohamed Abd El Ghany)

Badan lingkungan AS melaporkan pada Senin (12/8) bahwa bulan lalu merupakan Juli terpanas yang pernah tercatat, menjadikannya bulan keempat belas berturut-turut yang memecahkan rekor.

Laporan bulanan dari Badan Kelautan dan Atmosfer Nasional AS (NOAA) itu juga mengatakan bahwa 2024 kini memiliki peluang 77% menjadi tahun terpanas yang pernah tercatat.

Perhitungan bulan Juli oleh NOAA itu berbeda dengan pemantau iklim Copernicus Uni Eropa, yang – dengan menggunakan kumpulan data yang berbeda – menghitung suhu rata-rata bulan lalu sedikit lebih rendah dari Juli 2023.

Namun, kedua badan tersebut sepakat tentang tren mengkhawatirkan dari panas yang memecahkan rekor, dengan tahun lalu mengalami suhu tertinggi baru bulan demi bulan.

Menurut NOAA, yang data historisnya dimulai 175 tahun lalu, 2024 pasti akan menjadi salah satu dari lima tahun terpanas yang pernah tercatat.

Pada bulan Juli, suhu global mencapai 2,18 derajat Fahrenheit atau setara dengan 1,21 derajat Celsius di atas rata-rata abad ke-20 sebesar 60,4 derajat Fahrenheit (15,8 derajat Celsius), kata badan AS tersebut.

Bulan Juli menvatat serangkaian gelombang panas di negara-negara kawasan Mediterania dan Teluk, kata NOAA. Afrika, Eropa, dan Asia mengalami Juli terpanas yang pernah tercatat.

Suhu laut pada bulan Juli lalu merupakan yang terhangat kedua sepanjang sejarah, menurut NOAA – pengamatan yang sama dengan Copernicus.

Para ilmuwan di Copernicus minggu lalu mencatat bahwa “suhu udara di atas lautan tetap luar biasa tinggi di banyak wilayah” meskipun ada perubahan dari pola cuaca El Nino yang ikut memicu lonjakan suhu global ke kebalikannya, La Nina, yang memiliki efek pendinginan.

Tahun lalu juga merupakan tahun terhangat yang pernah tercatat.

“Dampak buruk perubahan iklim dimulai jauh sebelum tahun 2023 dan akan terus berlanjut hingga emisi gas rumah kaca global mencapai nol bersih,” kata Samantha Burgess, wakil direktur Copernicus. [lt/ab]

See all News Updates of the Day

Bahan Inovatif untuk Mendinginkan Ruangan

Bahan Inovatif untuk Mendinginkan Ruangan
mohon tunggu

No media source currently available

0:00 0:02:09 0:00

Sebuah perusahaan di California mengembangkan teknologi pendinginan baru dengan memanfaatkan lapisan film radiatif. Dengan menyalurkan panas ke antariksa, lapisan film ini bisa menurunkan suhu hingga hampir lima derajat Celsius sehingga membantu mendinginkan benda yang dilingkupinya.

Kebakaran Hutan Landa Komunitas Pegunungan California 

Sejumlah petugas pemadam kebakaran berusaha memadamkan api yang berkobar di dekat wilayah perumahan warga di Wrightwood, California, pada 10 September 2024. (Foto: AP/Jae C. Hong)
Sejumlah petugas pemadam kebakaran berusaha memadamkan api yang berkobar di dekat wilayah perumahan warga di Wrightwood, California, pada 10 September 2024. (Foto: AP/Jae C. Hong)

Kebakaran besar hutan melanda komunitas pegunungan Wrightwood di California Selatan pada Rabu (11/9). Pihak berwenang mengimbau penduduk agar meninggalkan barang-barang mereka dan keluar dari kota tersebut.

Sebagian orang mematuhi perintah evakuasi itu yang dikeluarkan untuk komunitas berpenduduk sekitar 4.500 orang di wilayah Pegunungan San Gabriel di sebelah timur Los Angeles. Kebakaran yang disebut Bridge Fire itu telah membesar 10 kali lipat dalam sehari dan membakar wilayah seluas 194 km2 hingga Rabu dini hari. Bridge Fire kini menjadi kebakaran hutan terbesar dari tiga kebakaran hutan besar yang terjadi di California Selatan, membahayakan puluhan ribu rumah dan bangunan lainnya.

Api berkobar selama gelombang panas dengan suhu sekitar 40 derajat Celcius. Suhu akhirnya turun pada Rabu, membuat petugas pemadam kebakaran berhasil memadamkan api.

Kebakaran besar lain terjadi di wilayah Barat, mencakup Idaho, Oregon, dan Nevada. Sekitar 20.000 orang harus mengungsi di luar Reno. [ka/ab]

Korban Tewas Topan Yagi di Vietnam Bertambah Jadi 141 Orang

Seorang pria berdiri di Jembatan Long Bien Bridge dan mengamati rumah-rumah yang sebagian terendam air banjir setelah disapu Topan Yagi di Hanoi, Vietnam, Selasa, 10 September 2024. (Foto: Nhac Nguyen/AFP)
Seorang pria berdiri di Jembatan Long Bien Bridge dan mengamati rumah-rumah yang sebagian terendam air banjir setelah disapu Topan Yagi di Hanoi, Vietnam, Selasa, 10 September 2024. (Foto: Nhac Nguyen/AFP)

Pemerintah Vietnam mengatakan, Rabu (11/9), bahwa korban tewas akibat Topan Yagi telah meningkat menjadi 141 orang. Pemerintah juga memperingatkan bahwa air banjir menyebabkan debit air Sungai Merah naik dengan cepat dan mengancam akan menggenangi distrik-distrik pusat kota di Hanoi, ibu kota Vietnam.

Hujan lebat yang disebabkan oleh Topan Yagi telah memicu tanah longsor dan banjir mematikan di seluruh Vietnam utara, menewaskan 141 orang dan 59 lainnya hilang, kata badan penanggulangan bencana. Properti juga mengalamai kerusakan parah. Bisnis dan industri juga terganggu.

Laporan media pemerintah pada Selasa (10/9) malam mengatakan permukaan air Sungai Merah di Hanoi naik 10 sentimeter setiap jam.

Beberapa sekolah di Hanoi telah memerintahkan siswanya untuk tinggal di rumah selama sisa minggu ini karena kekhawatiran akan banjir, sementara ribuan penduduk yang tinggal di daerah dataran rendah telah dievakuasi, menurut sumber, pemerintah dan media pemerintah. [ft/rs]

Brazil Dilanda Kekeringan Terburuk dalam Lebih 70 Tahun

Pemandangan dari atas yang menunjukkan kekeringan yang melanda Sungai Madeira di wilayah Reis Santo Vieira da Silva, Brazil, pada 7 September 2024. (Foto: Reuters/Bruno Kelly)
Pemandangan dari atas yang menunjukkan kekeringan yang melanda Sungai Madeira di wilayah Reis Santo Vieira da Silva, Brazil, pada 7 September 2024. (Foto: Reuters/Bruno Kelly)

Brazil mengalami kekeringan terburuk sejak pengukuran nasional dimulai lebih dari 70 tahun lalu. Data menunjukkan bahwa hingg 59% wilayah negara itu, atau setara dengan setengah dari luas Amerika Serikat, mengalami tekanan.

Sungai-sungai utama di lembah Amazon mencatat titik terendah dalam sejarah, dan telah menelantarkan puluhan komunitas, seperti Kota Coari, di negara bagian Amazonas.

Penduduk Coari kesulitan mendapatkan pangan, air, dan obat-obatan, karena akses utama ke kota itu melalui air.

Rita Gomes, salah seorang warga, telah tinggal di sebuha rumah terapung di pinggiran Sungai Solimoes selama 24 tahun. Ia kini perlu berjalan di atas area sungai yang mengering untuk mengambil barang-barang yang tiba bagi para warga di Coari.

"Sangat berbahaya jika [kita] terjatuh di lumpur, karena kadang-kadang terdapat ikan pari yang terjebak di sungai, sehingga kami berjalan perlahan melewatinya," ujar Gomes.

Kekeringan bukan satu-satunya masalah yang melanda negara di selatan Amerika itu.

Sejak awal tahun hingga 8 September, Brazil mencatat hampir 160.000 kebakaran, tahun terburuk sejak 2010.

Umumnya kebakaran itu disebabkan ulah manusia sebagai bagian dari proses penggundulan hutan atau pembersihan padang rumput dan lahan pertanian.

Sejauh ini, area seluas Italia telah terbakar di Brazil, dan asap semakin menyulitkan perjalanan melintasi sungai-sungai.

“Kekeringan ini benar-benar merugikan kami,” kata petani Isabel Lima sewaktu ia hendak meninggalkan perahunya.

Ketinggian air sungai mencatat titik terendah dalam sejarah dan hujan lebat diperkirakan baru akan turun Oktober mendatang. [ka/jm]

Kebakaran Semak di California Selatan Lalap Ratusan Hektare Lahan

Petugas pemadam kebakaran berjuang melawan kebakaran Boyles di Clearlake, California, Minggu, 8 September 2024. (Noah Berger/AP)
Petugas pemadam kebakaran berjuang melawan kebakaran Boyles di Clearlake, California, Minggu, 8 September 2024. (Noah Berger/AP)

Kebakaran semak yang terjadi bagian selatan California, Senin (9/9) telah dengan cepat meluas ke ratusan hektare lahan dan memicu dikeluarkannya perintah evakuasi wajib.

Stasiun televisi KABC yang berbasis di Los Angeles mengatakan para petugas dari kantor polisi setempat mendatangi rumah-rumah di Trabuco Canyon untuk memberlakukan perintah tersebut.

Sejumlah petugas pemadam menggunakan pesawat udara, helikopter dan buldoser untuk memadamkan kobaran api yang menjalar cepat di dekat sebuah bandara untuk pesawat yang dikendalikan dari jarak jauh di Orange County, di sebelah tenggara Los Angeles.

KABC mengatakan kebakaran di bandara itu disebabkan oleh percikan api dari peralatan berat yang digunakan para petugas pekerjaan umum untuk mendirikan barikade ke area dengan vegetasi kering.

Sementara itu, kebakaran hutan di sebelah timur Los Angeles akibat suhu panas menyengat selama berhari-hari terakhir ini juga terus meluas.

Ribuan rumah dan bangunan komersial terancam hangus sewaktu kebakaran yang disebut “Line Fire” itu terjadi di pinggiran kawasan Hutan Nasional San Bernardino, sekitar 105 kilometer sebelah timur Los Angeles.

Hingga Senin pagi, kebakaran tersebut telah menghanguskan sekitar 83 kilometer persegi kawasan rumput dan semak, dan menyelimuti area itu dengan gumpalan asap hitam tebal. Sejauh ini baru tiga persen kebakaran yang dapat ditanggulangi. [uh/em]

Tunjukkan lebih banyak

XS
SM
MD
LG