Media pemerintah Burma mengatakan dua pria telah dijatuhi hukuman mati karena memerkosa dan membunuh seorang perempuan dalam kasus yang membantu memicu kekerasan sektarian antara pemeluk agama Buddha dan Muslim.
Media pemerintah "New Light of Myanmar" mengatakan putusan tersebut diumumkan oleh sebuah pengadilan di negara bagian Rakhine, Burma barat, Selasa (19/6). Para pejabat setempat mengatakan lebih 50 orang tewas dalam beberapa minggu kekerasan di wilayah tersebut.
Pihak berwenang menahan tiga pria Muslim suku Rohingya setelah pembunuhan seorang perempuan penganut agama Buddha tanggal 28 Mei, tetapi media pemerintah mengatakan salah seorang terdakwa itu menggantung dirinya dalam penjara sebelumnya bulan ini.
Kekerasan meningkat tanggal 3 Juni ketika sekelompok penganut Buddha di Rakhine menyerang sebuah bus dan membunuh 10 penumpang suku Rohingya, tampaknya sebagai pembalasan atas serangan terhadap perempuan Buddha tersebut. Bentrokan dengan cepat menyebar, dengan serangan-serangan pembakaran yang menghancurkan lebih 2.500 rumah dan menelantarkan puluhan ribu orang di Rakhine.
Kekerasan telah mereda sejak akhir pekan lalu, setelah militer Burma menyatakan negara bagian itu dalam keadaan darurat dan para pejabat PBB tiba untuk bertemu dengan para pemimpin setempat untuk menilai keadaan disana.
Media pemerintah "New Light of Myanmar" mengatakan putusan tersebut diumumkan oleh sebuah pengadilan di negara bagian Rakhine, Burma barat, Selasa (19/6). Para pejabat setempat mengatakan lebih 50 orang tewas dalam beberapa minggu kekerasan di wilayah tersebut.
Pihak berwenang menahan tiga pria Muslim suku Rohingya setelah pembunuhan seorang perempuan penganut agama Buddha tanggal 28 Mei, tetapi media pemerintah mengatakan salah seorang terdakwa itu menggantung dirinya dalam penjara sebelumnya bulan ini.
Kekerasan meningkat tanggal 3 Juni ketika sekelompok penganut Buddha di Rakhine menyerang sebuah bus dan membunuh 10 penumpang suku Rohingya, tampaknya sebagai pembalasan atas serangan terhadap perempuan Buddha tersebut. Bentrokan dengan cepat menyebar, dengan serangan-serangan pembakaran yang menghancurkan lebih 2.500 rumah dan menelantarkan puluhan ribu orang di Rakhine.
Kekerasan telah mereda sejak akhir pekan lalu, setelah militer Burma menyatakan negara bagian itu dalam keadaan darurat dan para pejabat PBB tiba untuk bertemu dengan para pemimpin setempat untuk menilai keadaan disana.