Komisi Pemilu Burma telah resmi memberikan ijin bagi pemimpin oposisi Aung San Suu Kyi untuk mencalonkan diri dalam pemilu sela bulan April. Diperbolehkannya Suu Kyi berpartisipasi dalam pemilu parlemen mendatang, dianggap sebagai langkah kunci menuju reformasi demokrasi negara tersebut.
Jurubicara Partai Liga Nasional Bagi Demokrasi (NLD) pimpinan Suu Kyi hari Senin mengatakan komisi telah menyetujui pencalonannya. Bulan lalu, Aung San Suu Kyi mengumumkan niatnya bersaing dalam pemilu bulan April, tetapi saat itu masih menunggu persetujuan resmi.
Pemerintah sipil Burma yang didukung militer telah mengambil serangkaian reformasi politik drastis sejak berkuasa Maret lalu, termasuk membebaskan ratusan tahanan politik, mengadakan dialog damai dengan kelompok pemberontak etnis dan mengijinkan kebebasan pers yang lebih besar.
Hari Minggu, seorang utusan HAM PBB mengatakan Burma sedang mempertimbangkan untuk mengijinkan pengamat asing masuk guna memantau pemilu April.
Tomas Ojea Quintana memuji berbagai reformasi baru tersebut, tetapi mengingatkan adanya “resiko mundur dari kemajuan yang telah dicapai sejauh ini.” Ia mengatakan pemilu adalah “ujian utama” bagi komitmen rezim terhadap reformasi.
Pemilu sela akan diadakan untuk mengisi 48 kursi parlemen yang ditinggalkan anggota parlemen yang terpilih masuk Kabinet dan posisi-posisi lain. Bahkan jika NLD menang mutlak, kekuatannya terbatas. Majelis rendah dengan 440 kursi tersebut penuh berisi orang-orang pilihan militer dan sekutu junta militer terdahulu.