Kandidat presiden dari partai Demokrat Joe Biden, Kamis (3/8), dijadwalkan mengunjungi Kenosha, Wisconsin, di mana ia akan mengadakan pertemuan dengan masyarakat.
Tim kampanye Biden mengatakan tujuan pembicaraan di kota berpenduduk 100 ribu orang di tepian Danau Michigan itu adalah “mempersatukan warga Amerika untuk pulih dan mengatasi berbagai tantangan yang dihadapi.”
“Apa yang ingin kami lakukan adalah, kita harus pulih,” kata Biden pada konferensi pers hari Rabu (2/8). “Kita harus mempersatukan. Menyatukan orang-orang.”
Kunjungan Biden dilakukan dua hari setelah Presiden Donald Trump ke Kenosha dan menyusuri jalan dengan bangunan-bangunan yang rusak atau hancur dalam kerusuhan sipil. Kerusuhan itu dipicu peristiwa penembakan Jacob Blake, seorang lelaki kulit hitam, oleh polisi kulit putih.
Kunjungan Biden menekankan bagaimana ia dan Trump berusaha meraih keunggulan politik dalam isu-isu rasial yang dianggap sensitif di AS dan perlakuan polisi terhadap kaum minoritas. Isu ini mengemuka sewaktu seorang lelaki kulit hitam, George Floyd, tewas akhir Mei lalu sewaktu berada dalam penahanan polisi di Minneapolis, Minnesota. Penembakan Floyd dan beberapa insiden serupa berikutnya memicu protes di berbagai penjuru AS.
Trump menandai kunjungannya ke Kenosha dengan menyuarakan dukungan bagi penegakan hukum dengan mengatakan, “Kalian harus tegas, dan kalian harus keras, harus kuat, dan harus bersedia melibatkan orang-orang,” seperti pasukan Garda Nasional, untuk menumpas kekerasan.
Biden, yang akan berhadapan dengan Trump dalam pemilu 3 November, mengkritik pemimpin AS itu karena tidak mengecam semua kekerasan dari sayap kiri dan kanan, dan pada saat bersamaan menolak mengkritik seorang remaja yang dituduh membunuh dua orang dan mencederai seorang lainnya dalam protes terkait penembakan Blake di Kenosha.
Kunjungan Biden ini akan menjadi persinggahan pertama seorang kandidat presiden dari partai Demokrat di Wisconsin dalam delapan tahun. Pada tahun 2016, negara bagian ini tampaknya akan dengan mudah dimenangkan partai Demokrat, dan kandidat partai itu, mantan Menteri Luar Negeri Hillary Clinton, melewatkan Wisconsin dari kampanyenya. Tetapi Trump menang tipis di Wisconsin, selain dua negara bagian lain yang biasanya dikuasai partai Demokrat, Pennsylvania dan Michigan, yang membawanya pada masa jabatan empat tahun di Gedung Putih. [uh/ab]