Data yang dirilis Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Menular AS (CDC) pekan ini mengungkapkan bahwa anggota kelompok minoritas berusia di bawah 21 tahun lebih banyak yang terjangkit Covid-19 dibandingkan dengan keturunan warga kulit putih AS di dalam kelompok usia yang sama.
Antara 21 Februari dan 31 Juli, 121 orang berusia di bawah 21 tahun meninggal akibat penyakit itu, demikian data yang dikumpulkan dari 27 negara bagian. Lebih dari 75 persen dari orang-orang muda itu adalah keturunan Hispanik, kulit hitam, Indian Amerika dan penduduk pribumi Alaska, meskipun mereka hanya mewakili 41 persen populasi AS.
Rincian lebih lanjut terhadap angka-angka tersebut menunjukkan bahwa anak-anak Hispanik merupakan 44 persen korban dan anak-anak kulit hitam 29 persen, sedangkan anak-anak kulit putih 14 persen. Masing-masing 4 persen dari anak-anak yang meninggal itu adalah keturunan Indian Amerika dan pribumi Alaska serta keturunan Asia dan Kepulauan Pasifik.
Laporan CDC juga mendapati bahwa 75 persen dari mereka yang meninggal telah memiliki sedikitnya satu gangguan kesehatan, seperti asma, obesitas, gangguan saraf dan pertumbuhan atau gangguan kardiovaskular. Para peneliti menunjukkan bahwa kondisi sosial tertentu, termasuk tempat tinggal yang padat, kerawanan pangan dan tempat tinggal, serta kesenjangan kemakmuran dan pendidikan, dapat menjadi faktor-faktor penyumbang tingginya tingkat kematian di kalangan anak-anak dari kelompok minoritas.
CDC hari Rabu (16/9) menguraikan rincian suatu rencana untuk mulai mendistribusikan vaksin dalam waktu 24 jam setelah mendapat persetujuan resmi. Berdasarkan rencana itu, vaksin itu akan didistribusikan begitu Badan Pengawasan Obat dan Makanan (FDA) mengizinkan baik penggunaan darurat ataupun persetujuan resmi penuh, dan kemungkinan besar akan memberikannya terlebih dulu kepada para personel esensial seperti petugas layanan kesehatan.
FDA menyatakan vaksin itu akan digratiskan bagi seluruh rakyat Amerika begitu tersedia luas.
Pengumuman mengenai rencana itu muncul pada hari yang sama ketika Presiden Donald Trump membantah Direktur CDC Robert Redfield mengenai kapan warga Amerika dapat memperoleh vaksin Covid-19 yang andal. Redfield menyampaikan kepada sebuah komite di Senat bahwa vaksin secara umum dapat tersedia bagi masyarakat Amerika pada kuartal ke-dua atau ke-tiga tahun depan dengan mereka yang paling berisiko, seperti warga lansia dan mereka yang memiliki masalah kesehatan sebelumnya, mendapat prioritas untuk divaksinasi.
Namun dalam konferensi pers beberapa jam kemudian, Trump menjelaskan ia tidak senang Redfield mengemukakan jadwal seperti itu.
“Menurut saya ia membuat kekeliruan ketika mengatakan itu. Itu informasi yang tidak benar,” kata Trump kepada wartawan dan menyatakan waktunya tidak akan selambat yang disampaikan Redfield. [uh/ab]