Deputi Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Kurt Campbell dijadwalkan menerima Wakil Menteri Luar Negeri China Ma Zhaoxu di Washington pada Kamis (30/5). Pembicaraan mereka bertujuan untuk menjaga saluran komunikasi tetap terbuka guna mencegah salah perhitungan dan konflik yang tidak diinginkan, terutama pada masa-masa ketegangan.
Setelah diskusi tatap muka selama dua jam, para pejabat dari AS dan Republik Rakyat China akan makan siang di Departemen Luar Negeri, dan sore harinya, Deputi Penasihat Keamanan Nasional AS Jon Finer akan melanjutkan diskusi dengan Ma.
Kunjungan Ma Zhaoxu itu berlangsung setelah lawatan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken ke Shanghai dan Beijing pada April lalu. Para pejabat mengatakan kunjungan itu dilakukan berdasarkan pada diplomasi intensif AS dengan China untuk mengelola persaingan yang bertanggung jawab dalam hubungan kedua negara, bahkan di bidang-bidang di mana kedua pihak berbeda pendapat.
“Sementara kami terus mengambil tindakan untuk melindungi kepentingan serta nilai-nilai kami dan para sekutu serta mitra kami, kami juga menggunakan diplomasi tatap muka dengan China untuk mengomunikasikan secara jelas dan langsung sikap dan niat kami, dan mencapai kemajuan dalam isu-isu bilateral, regional dan global yang penting bagi rakyat Amerika dan dunia,” kata seorang juru bicara Departemen Luar Negeri kepada VOA.
Seorang juru bicara dari Kementerian Luar Negeri China mengatakan Ma juga akan “berinteraksi dan berkomunikasi dengan semua perwakilan dari berbagai sektor di AS,” selama kunjungannya ke AS dari 30 Mei hingga 2 Juni.
Sewaktu berada di Beijing bulan lalu, Blinken mengemukakan “keprihatinan serius” terkait dukungan China bagi industri pertahanan Rusia, dan memperingatkan para pemimpin China bahwa Washington dapat menjatuhkan sanksi-sanksi terkait hal tersebut.
China telah membela pendekatannya terhadap Rusia, dengan mengatakan mereka hanya terlibat dalam pertukaran ekonomi normal dengan mitra dagang utamanya.
Pada Rabu (29/5), Campbell mengulangi peringatan AS. Ia mengatakan dukungan China membantu menghidupkan kembali kemampuan militer Rusia, termasuk rudal-rudal jarak jauh, artileri, drone dan pelacakan medan tempur. [uh/lt]
Forum