NEW DELHI —
Pemerintah India akan mengucurkan miliaran dolar uang kesejahteraan sosial langsung pada orang miskin melalui program yang bertujuan menghilangkan makelar yang diyakini menyebabkan kecurangan dalam sistem.
Sebelumnya, pegawai pemerintahan yang ditunjuk memberikan uang tunai pada orang miskin setelah dipotong, atau bahkan dimakan sendiri uangnya. Selain itu, mereka juga memberikan tanda terima palsu atau mendaftarkan orang-orang yang seharusnya tidak masuk kualifikasi.
Program yang diresmikan Selasa (1/1) akan memberikan bantuan langsung tunai yang ditransfer ke rekening bank penerima, yang wajib membuktikan identitas mereka dengan data biometrik, seperti sidik jari atau pindai retina.
Menteri Keuangan P. Chidambaram menyebut langkah ini “magis,” namun para kritik menuduh pemerintah terburu-buru mendorong sebuah program yang kompleks di negara dimana jutaan penduduk tidak memiliki akses terhadap listrik atau jalan beraspal, apalagi bank.
Program tersebut mencontoh program Bolsa Familia di Brazil, yang telah membantu mengeluarkan lebih dari 19 juta orang dari kemiskinan sejak 2003. Program tersebut akan dimulai di 20 dari 640 distrik di negara tersebut Selasa, dengan lebih dari 200.000 penerima bantuan, dan akan secara progresif diperluas di daerah lain pada bulan-bulan mendatang, ujar Chidambaram pada Senin.
“Dalam eksperimen besar seperti ini pasti ada kesalahan. Mungkin ada masalah di sana sini, namun hal tersebut akan diatasi oleh pegawai kami,” ujar Chidambaram.
India memiliki 440 juta penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan. Saat ini, ratusan juta warga India tidak memiliki dokumen indentitas.
Pada Senin, 208 aktivis dan akademisi menerbitkan surat terbuka yang menyatakan kekhawatiran bahwa pemerintah memaksa orang miskin ikut serta dalam program tersebut tanpa melindungi privasi mereka. Mereka juga khawatir pemerintah berencana mengganti sistem distribusi makanan untuk orang miskin, yang merupakan program terbesar di dunia untuk jenisnya. (AP/Muneeza Naqvi)
Sebelumnya, pegawai pemerintahan yang ditunjuk memberikan uang tunai pada orang miskin setelah dipotong, atau bahkan dimakan sendiri uangnya. Selain itu, mereka juga memberikan tanda terima palsu atau mendaftarkan orang-orang yang seharusnya tidak masuk kualifikasi.
Program yang diresmikan Selasa (1/1) akan memberikan bantuan langsung tunai yang ditransfer ke rekening bank penerima, yang wajib membuktikan identitas mereka dengan data biometrik, seperti sidik jari atau pindai retina.
Menteri Keuangan P. Chidambaram menyebut langkah ini “magis,” namun para kritik menuduh pemerintah terburu-buru mendorong sebuah program yang kompleks di negara dimana jutaan penduduk tidak memiliki akses terhadap listrik atau jalan beraspal, apalagi bank.
Program tersebut mencontoh program Bolsa Familia di Brazil, yang telah membantu mengeluarkan lebih dari 19 juta orang dari kemiskinan sejak 2003. Program tersebut akan dimulai di 20 dari 640 distrik di negara tersebut Selasa, dengan lebih dari 200.000 penerima bantuan, dan akan secara progresif diperluas di daerah lain pada bulan-bulan mendatang, ujar Chidambaram pada Senin.
“Dalam eksperimen besar seperti ini pasti ada kesalahan. Mungkin ada masalah di sana sini, namun hal tersebut akan diatasi oleh pegawai kami,” ujar Chidambaram.
India memiliki 440 juta penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan. Saat ini, ratusan juta warga India tidak memiliki dokumen indentitas.
Pada Senin, 208 aktivis dan akademisi menerbitkan surat terbuka yang menyatakan kekhawatiran bahwa pemerintah memaksa orang miskin ikut serta dalam program tersebut tanpa melindungi privasi mereka. Mereka juga khawatir pemerintah berencana mengganti sistem distribusi makanan untuk orang miskin, yang merupakan program terbesar di dunia untuk jenisnya. (AP/Muneeza Naqvi)