Puluhan ribu demonstran yang meneriakkan kata-kata berpawai di sepanjang jalan kota-kota besar, toko-toko tutup dan layanan transportasi umum terganggu di sebagian tempat.
Tetapi, walaupun kota-kota menentang pemogokan itu, kesibukan di kota-kota penting seperti Bangalore dan Kolkata berhenti sama sekali. Namun, bisnis tetap buka di kota-kota lain, seperti di ibukota, New Delhi, dan kota bisnis, Mumbai.
Dalam demonstrasi itu, para pemimpin Partai Bharatiya Janata yang berhaluan kanan dan partai-partai berhaluan kiri bersama-sama mengecam keras keputusan pemerintah baru-baru ini untuk menaikkan harga bahan bakar diesel dan mengizinkan toko-toko eceran luar negeri seperti Walmart membuka cabang-cabangnya di India.
Para demonstran menginginkan pemerintah menarik kedua keputusan itu, rangkaian reformasi ekonomi yang paling kontroversial yang diumumkan minggu lalu. Sekutu-sekutu Partai Kongres yang memimpin pemerintahan juga mendukung protes itu.
Murli Manohar Joshi, pemimpin senior Partai Bharatiya Janata yang beroposisi, mengatakan, masuknya pasar-pasar swalayan seperti Walmart akan membanjiri India dengan barang-barang Tiongkok yang murah. Ia mengatakan kelompok miskin, termasuk petani, pedagang dan pemilik toko kecil akan terkena dampak buruknya.
Mereka yang menentang reformasi penjualan eceran mengatakan masuknya toko-toko eceran luar negeri akan mengakibatkan hilangnya lapangan kerja di mana-mana dan ditutupnya jutaan toko kecil yang banyak terdapat di India.
Para ekonom mengatakan, reformasi itu akan menghidupkan lagi ekonomi yang lesu dan mendorong pertumbuhan. Para analis politik menyambut baik keputusan itu sebagai kebijakan hebat oleh sebuah pemerintah yang sampai saat ini dituduh tidak banyak berbuat apa-apa.
Namun, Partai Kongres yang memimpin aliansi partai yang berkuasa, secara politis terkucil dalam mendorong agenda reformasi. Sekutu terbesarnya menarik diri dari pemerintahan, menjadikannya sebagai partai minoritas.
Penarikan diri itu mengubah fokus mengenai bagaimana pemerintah bisa bertahan sampai pemilu tahun 2014.
Pemerintah nampaknya tak terganggu dan tetap bergeming. Menteri Kehakiman India Salman Khurshid mengatakan, “Kami punya cukup dukungan dari anggota parlemen dan partai-partai yang bersahabat, baik di dalam maupun di luar koalisi. Kami tidak perlu mengkhawatirkan ini. Hal penting yang harus kami perhatikan adalah, apa yang dibutuhkan negara ini, apa yang bisa diberikan kepada negara ini, apa yang bisa memberi kami langkah besar dalam pertumbuhan.”
Para analis politik mengatakan partai-partai oposisi akan menentang reformasi itu selagi mereka berupaya memanfaatkan kemarahan rakyat sebelum berlangsungnya pemilu-pemilu negara bagian pada akhir tahun ini dan pemilu nasional.
Tetapi, walaupun kota-kota menentang pemogokan itu, kesibukan di kota-kota penting seperti Bangalore dan Kolkata berhenti sama sekali. Namun, bisnis tetap buka di kota-kota lain, seperti di ibukota, New Delhi, dan kota bisnis, Mumbai.
Dalam demonstrasi itu, para pemimpin Partai Bharatiya Janata yang berhaluan kanan dan partai-partai berhaluan kiri bersama-sama mengecam keras keputusan pemerintah baru-baru ini untuk menaikkan harga bahan bakar diesel dan mengizinkan toko-toko eceran luar negeri seperti Walmart membuka cabang-cabangnya di India.
Para demonstran menginginkan pemerintah menarik kedua keputusan itu, rangkaian reformasi ekonomi yang paling kontroversial yang diumumkan minggu lalu. Sekutu-sekutu Partai Kongres yang memimpin pemerintahan juga mendukung protes itu.
Murli Manohar Joshi, pemimpin senior Partai Bharatiya Janata yang beroposisi, mengatakan, masuknya pasar-pasar swalayan seperti Walmart akan membanjiri India dengan barang-barang Tiongkok yang murah. Ia mengatakan kelompok miskin, termasuk petani, pedagang dan pemilik toko kecil akan terkena dampak buruknya.
Mereka yang menentang reformasi penjualan eceran mengatakan masuknya toko-toko eceran luar negeri akan mengakibatkan hilangnya lapangan kerja di mana-mana dan ditutupnya jutaan toko kecil yang banyak terdapat di India.
Para ekonom mengatakan, reformasi itu akan menghidupkan lagi ekonomi yang lesu dan mendorong pertumbuhan. Para analis politik menyambut baik keputusan itu sebagai kebijakan hebat oleh sebuah pemerintah yang sampai saat ini dituduh tidak banyak berbuat apa-apa.
Namun, Partai Kongres yang memimpin aliansi partai yang berkuasa, secara politis terkucil dalam mendorong agenda reformasi. Sekutu terbesarnya menarik diri dari pemerintahan, menjadikannya sebagai partai minoritas.
Penarikan diri itu mengubah fokus mengenai bagaimana pemerintah bisa bertahan sampai pemilu tahun 2014.
Pemerintah nampaknya tak terganggu dan tetap bergeming. Menteri Kehakiman India Salman Khurshid mengatakan, “Kami punya cukup dukungan dari anggota parlemen dan partai-partai yang bersahabat, baik di dalam maupun di luar koalisi. Kami tidak perlu mengkhawatirkan ini. Hal penting yang harus kami perhatikan adalah, apa yang dibutuhkan negara ini, apa yang bisa diberikan kepada negara ini, apa yang bisa memberi kami langkah besar dalam pertumbuhan.”
Para analis politik mengatakan partai-partai oposisi akan menentang reformasi itu selagi mereka berupaya memanfaatkan kemarahan rakyat sebelum berlangsungnya pemilu-pemilu negara bagian pada akhir tahun ini dan pemilu nasional.