Dalam menanggapi kritik tajam terhadap peluncuran vaksin virus corona yang lamban, Uni Eropa mengumumkan hari Senin, 18,5 juta dosis vaksin telah dikirim ke seluruh 27 negara blok itu, di tengah penundaan dan perselisihan atas jadwal pengiriman.
Berbicara pada konferensi pers, juru bicara kebijakan kesehatan di Komisi Eksekutif Uni Eropa, Stefan de Keersmaecker mengatakan, 17,6 juta dosis disediakan oleh Pfizer-BioNTech, dan sisanya dikirim oleh Moderna.
Uni Eropa, yang berpenduduk 450 juta orang, telah menandatangani kesepakatan untuk membeli enam vaksin dari perusahaan yang berbeda dan menginvestasikan 2,7 miliar Euro ($3,8 miliar) dalam pengembangan vaksin. Jumlah itu sebagai bagian dari "uang muka perjanjian pembelian" dengan pabrik-pabrik obat.
Seluruhnya, UE memesan lebih dari 2 miliar dosis, tetapi masih jauh di belakang Inggris, Amerika, dan Israel dalam memvaksinasi rakyatnya untuk melawan virus tersebut.
Sementara itu, Badan Eksekutif Uni Eropa hari Senin (1/2) mengusulkan agar 27 negara anggota blok itu menerapkan lebih banyak pembatasan perjalanan untuk melawan penyebaran varian baru virus corona yang mencemaskan, tetapi memastikan arus barang dan para pekerja bisa keluar-masuk.
Di tengah kecemasan terkait produksi dan pengiriman vaksin COVID-19, Komisi Eropa mendesak negara-negara UE untuk menggalakkan tes dan karantina bagi para pelancong. Mereka khawatir mutasi virus yang lebih menular akan membuat rumah-rumah sakit Eropa kewalahan dengan penularan baru.
Lebih dari 400.000 warga Uni Eropa meninggal akibat Covid-19 sejak pandemi itu pertama kali melanda Eropa tahun lalu. [ps/ka]