Tautan-tautan Akses

Cek Fakta: Iran Bantah Kirim Rudal Balistik dan Bantuan untuk Rusia dalam Perang di Ukraina


FILE: Sebuah rudal diluncurkan selama latihan di Iran selatan, dalam foto ini dirilis oleh situs web militer Iran 19 Januari 2024.
FILE: Sebuah rudal diluncurkan selama latihan di Iran selatan, dalam foto ini dirilis oleh situs web militer Iran 19 Januari 2024.
Abbas Araghchi

Abbas Araghchi

Menteri Luar Negeri Iran

“Iran TIDAK mengirimkan rudal balistik ke Rusia. Titik.”

Salah

Keputusan Amerika Serikat untuk menjatuhkan sanksi baru terhadap Iran atas pasokan rudal balistiknya ke Rusia telah disambut dengan serangkaian bantahan dari Teheran.

Pada tanggal 10 September, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengonfirmasi laporan sebelumnya bahwa Iran telah menyediakan rudal balistik kepada Rusia “sebagai dukungan langsung terhadap perang Rusia melawan Ukraina, [yang] merupakan ancaman bagi keamanan Eropa dan global.”

Blinken mengatakan bahwa Departemen Keuangan dan Luar Negeri AS telah menjatuhkan sanksi tambahan pada "individu dan entitas yang mendukung kegiatan tersebut."

Pada tanggal 9 September, komandan militer senior Iran Fazlollah Nozari menyebut, laporan adanya transfer (rudal Iran) ke Rusia sebagai bentuk "perang psikologis," dengan mengklaim "tidak ada rudal (Iran) yang dikirim ke Rusia."

Nozari menambahkan bahwa Iran tidak mendukung pihak mana pun dalam perang antara Rusia dan Ukraina.

Sehari sebelumnya, juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Nasser Kanani menyebut tuduhan bahwa Iran telah mentransfer rudal ke Rusia "sama sekali tidak berdasar," dan menyatakan bahwa Iran tidak pernah menjadi bagian dari konflik militer di Ukraina.

Duta Besar Iran untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa Amir Saeid Iravani juga membantah keterlibatan Iran dalam perang Ukraina, dengan menyebut tuduhan bahwa Teheran telah menjual, mengekspor, atau mentransfer senjata yang melanggar kewajiban internasionalnya sebagai "menyesatkan dan sama sekali tidak berdasar."

Pada tanggal 11 September, Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi mengatakan "intelijen yang salah dan logika yang cacat" telah menyebabkan AS dan negara-negara Eropa menerapkan sanksi terhadap Iran atas pengiriman rudalnya ke Rusia. Ia berkata, “Iran TIDAK mengirimkan rudal balistik ke Rusia. Titik.”

Penyangkalan Iran bahwa mereka mendukung upaya perang Rusia di Ukraina melalui penyediaan senjata adalah salah.

Laporan berita minggu ini mengatakan Rusia telah menerima sekitar 200 rudal jarak dekat Fath-360 buatan Iran. Pentagon mengatakan bahwa penggunaan rudal Rusia di Ukraina dalam beberapa minggu mendatang dapat menyebabkan “kematian lebih banyak warga sipil Ukraina.”

Analis membandingkan Fath-360, yang memiliki jangkauan 121 kilometer, dengan sistem HIMARS AS, yang telah terbukti penting dalam pertahanan Ukraina.

AS belum mempublikasikan intelijen yang digunakan untuk menentukan bahwa Iran telah memasok rudal Fath-360 ke Rusia.

Namun sanksi yang diperkenalkan oleh Departemen Keuangan AS mengindikasikan bahwa AS mengetahui saat Teheran pertama kali menandatangani kontrak untuk memasok ratusan rudal ke Moskow, saat Iran melatih personel militer Rusia untuk menggunakan sistem persenjataan, yang mana para pejabat dan perusahaan transportasi memfasilitasi pengiriman senjata tersebut, dan saat Rusia menerima pengiriman pertama rudal tersebut awal bulan ini.

Seorang juru bicara Uni Eropa mengatakan sekutu-sekutu Uni Eropa telah berbagi informasi intelijen yang "kredibel" "tentang pengiriman rudal balistik Iran ke Rusia."

Pada tahun 2023, Uni Eropa menetapkan sebuah kerangka kerja khusus untuk sanksi dengan "mengingat dukungan militer Iran terhadap perang agresi Rusia terhadap Ukraina."

Bukti fisik, termasuk pecahan rudal, akan tersedia hanya jika atau saat Rusia mengerahkan Fath-360 di Ukraina.

Teheran juga membantah telah memasok drone Mohajer-6 dan seri Shahed buatan Iran ke Rusia. Namun, Ukraina telah menemukan kembali drone buatan Iran yang sepenuhnya dan sebagian besar masih utuh, serta sisa-sisa drone yang digunakan dalam serangan, yang membuktikan sebaliknya.

Selain itu, intelijen AS telah mengonfirmasi penggunaan pesawat nirawak buatan Iran di Ukraina melalui analisis fotografi dan cara lain.

Pejabat Iran sebelumnya mengonfirmasi niat Teheran untuk mengirim jenis rudal balistik lain ke Rusia.

Pada Oktober 2022, dua pejabat senior Iran dan dua diplomat Iran mengatakan kepada Reuters bahwa Iran telah setuju, atas permintaan Moskow, untuk mengirim rudal balistik permukaan-ke-permukaan jarak pendek Fateh-110 dan Zolfaghar buatan Iran ke Rusia.

Salah satu diplomat Iran berusaha menghindari tuduhan bahwa Iran mengobarkan upaya perang Rusia dengan mengklaim bahwa bukan "masalah penjual" di mana Rusia memutuskan untuk menggunakan senjata tersebut.

Pada bulan Februari, enam sumber, termasuk tiga pejabat pemerintah Iran, mengatakan kepada Reuters bahwa Iran telah mengirim sekitar 400 rudal, termasuk banyak rudal balistik permukaan-ke-permukaan yang kuat, ke Rusia.

Bertentangan dengan penyangkalan baru-baru ini, seorang pejabat Iran yang tidak disebutkan namanya saat itu mengatakan kepada Reuters bahwa akan ada lebih banyak pengiriman seperti itu.

Seorang pejabat AS saat itu mengatakan kepada Reuters, meskipun tidak ada indikasi pengiriman telah dilakukan.

Moskow dan Pyongyang juga membantah bahwa Korea Utara memasok rudal balistik jarak jauh kepada Rusia. Namun, pemantau sanksi PBB, pejabat Ukraina, dan pihak lain telah menemukan pecahan rudal dari rudal seri Hwasong-11 Korea Utara di seluruh Ukraina.

Pejabat Ukraina mencatat bahwa (akurasi) rudal Korea Utara terbukti sangat tidak dapat diandalkan, yang mendorong Rusia untuk mencari senjata dengan presisi lebih tinggi dari Iran.

Recommended

XS
SM
MD
LG