Tautan-tautan Akses

Ukraina: Bantuan Militer Korea Utara ke Rusia Menambah Masalah di Medan Perang


Tim penyelamat mencari korban di gedung apartemen yang hancur akibat serangan rudal Rusia di Lviv, Ukraina Barat, 4 September 2024. (Foto: AP)
Tim penyelamat mencari korban di gedung apartemen yang hancur akibat serangan rudal Rusia di Lviv, Ukraina Barat, 4 September 2024. (Foto: AP)

Kepala intelijen Ukraina mengatakan pada Sabtu (14/9) bahwa peningkatan produksi senjata canggih Rusia serta pengiriman amunisi artileri dari Korea Utara akan menjadi masalah besar bagi pasukan Ukraina di medan perang.

Kepala badan intelijen militer Ukraina, GUR, Kyrylo Budanov, menyatakan bahwa bantuan militer dari Korea Utara kepada Rusia menimbulkan rasa khawatir yang lebih besar dibandingkan dukungan dari sekutu-sekutu Rusia lainnya.

“Mereka menyuplai amunisi artileri dalam jumlah besar yang sangat krusial bagi Rusia,” ujarnya, menyoroti peningkatan intensitas pertempuran di medan perang setelah pengiriman tersebut.

Ukraina dan Amerika Serikat, di antara negara-negara lain dan analis independen, mengatakan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un membantu Rusia dalam perang melawan Ukraina dengan memasok rudal dan amunisi sebagai imbalan atas bantuan ekonomi dan militer lainnya dari Moskow.

Peningkatan produksi bom berpemandu oleh Rusia juga menghadirkan "masalah besar bagi garis depan," kata Budanov pada konferensi Strategi Eropa Yalta yang diselenggarakan oleh Yayasan Victor Pinchuk di Kyiv.

Setelah lebih dari 30 bulan invasi besar-besaran, pasukan Ukraina menghadapi kesulitan besar dalam menahan laju Rusia menuju kota-kota penting di timur negara tersebut. Selain itu, pasukan Ukraina juga melancarkan serangan ke wilayah barat Rusia, khususnya Kursk.

Peningkatan produksi rudal jenis Iskander mengakibatkan Rusia menggunakan senjata “besar-besaran" untuk menyerang Ukraina, kata Budanov.

Serangan terhadap infrastruktur vital Ukraina tahun ini telah merusak jaringan listrik negara, mengakibatkan pemadaman listrik. Menanggapi situasi ini, Presiden Volodymyr Zelenskyy kembali meminta dukungan pertahanan udara dari para sekutu Ukraina.

Budanov menyatakan bahwa perencanaan internal Rusia menunjukkan bahwa Moskow akan menghadapi krisis dalam merekrut personel militer pada pertengahan tahun depan.

"Selama periode ini (musim panas 2025), mereka akan menghadapi dilema: apakah harus mengumumkan mobilisasi atau mengurangi intensitas permusuhan, yang mungkin akan sangat krusial bagi mereka," kata Budanov. [ah/ft]

Forum

XS
SM
MD
LG