China, Kamis (27/5), mengadili seorang penulis Tionghoa Australia atas tuduhan spionase dan menolak akses duta besar Australia di Beijing ke persidangannya.
Yang Hengjun, yang telah ditahan sejak tiba di China pada Januari 2019, tidak memiliki akses ke keluarga dan hanya diperkenankan menjalin kontak terbatas dengan pengacaranya, kata pemerintah Australia.
Duta Besar Graham Fletcher sempat berusaha masuk ke gerbang kompleks pengadilan di Beijing itu dan kembali setelah ditolak masuk. Ia mengatakan kepada wartawan, ia menyesalkan bahwa para diplomat dilarang mengamati persidangan itu.
Pemerintahnya telah diberitahu sebelumnya bahwa perwakilan Australia tidak akan diizinkan menghadiri persidangan tersebut karena ini adalah kasus keamanan nasional. Fletcher mengatakan China hanya menyatakan bahwa tuduhan terhadap Yang melibatkan spionase.
“Ini sangat disesalkan, memprihatinkan, dan tidak memuaskan,'' kata Fletcher kepada wartawan. “Kami sudah lama mengkhawatirkan kasus ini, termasuk karena kurangnya transparansi. Karena itu kami menyimpulkan bahwa ini adalah penahanan sewenang-wenang.''
Pihak berwenang China belum merilis rincian dakwaan terhadap Yang, seorang novelis yang dilaporkan sebelumnya bekerja untuk Kementerian Keamanan Negara China sebagai agen intelijen.
Dihubungi melalui telepon saat istirahat makan siang, pengacara Yang, Mo Shaoping, mengatakan persidangan itu kemungkinan akan berlangsung sepanjang hari dan satu-satunya tuduhan yang diajukan adalah pengumpulan informasi secara ilegal.
Yang telah membantah tuduhan terhadapnya itu, dan sementara vonis bersalah hampir pasti dikeluarkan, tidak jelas kapan putusan akan dijatuhkan. Tuduhan spionase tersebut bisa dikenai hukuman tiga tahun penjara hingga hukuman mati.
Dalam komentar yang diyakini telah didiktekan kepada para diplomat Maret lalu dan dipublikasikan di media Australia, Yang mengatakan bahwa kurangnya udara segar dan sinar matahari telah mengganggu kesehatannya tetapi secara spiritual, ia masih kuat.
Fletcher mengatakan diplomat Australia terakhir kali bertemu Fletcher melalui komunikasi video bulan lalu dan dapat menyampaikan pesan ke dan dari keluarganya. Yang tampaknya dalam kondisi kesehatan yang memuaskan dan memiliki akses ke perwakilan hukumnya, kata Fletcher.
Australia akan terus berusaha mengadvokasi Yang dan tidak melihat hubungan antara kasusnya dan keseluruhan hubungan dengan China, kata Fletcher.
Direktur Amnesty International China, Joshua Rosenzweig, mengatakan tuduhan terhadap Yang didasarkan pada kritik terhadap pemerintah China dalam artikel yang pernah ditulis Yang.
“Setelah dilaporkan menjalani ratusan interogasi dan ditahan dalam kondisi yang tidak manusiawi dengan akses yang sangat terbatas ke pengacaranya, Yang sekarang menghadapi persidangan yang tidak adil di balik pintu tertutup. Ia tetap berisiko besar mengalami penyiksaan dan perlakuan buruk lainnya, '' kata Rosenzweig dalam pernyataannya yang dikirim melalui email.
Kasus Yang menggambarkan bagaimana China menarget lawan politik dan aktivis HAM dengan sistem hukumnya yang tidak jelas, termasuk penahanan tanpa pemberitahuan dan pemeriksaan rahasia, kata Rosenzweig. [ab/uh]