Sebuah lembaga pemerintah China pekan ini memperingatkan bahwa Beijing siap menetapkan zona indentifikasi pertahanan udara (ADIZ) di kawasan Laut Cina Selatan yang disengketakan. Namun para analis mengatakan langkah yang ditujukan untuk memberi China wewenang untuk memeriksa pesawat-pesawat udara asing yang memasuki zona itu akan membuat marah negara-negara lain.
Lembaga Nasional untuk Kajian Laut Cina Selatan mengatakan, langkah itu diambil mengingat AS menggelar lebih dari 700 patroli pengawasan di laut tersebut sepanjang tahun lalu. Langkah itu, kata lembaga tersebut, hanya akan dibatalkan jika Washington menghentikan kegiatannya di sana.
Langkah China untuk menetapkan ADIZ ini menyusul serangkaian langkah yang diambil Beijing untuk mengontrol pergerakan kapal-kapal asing di laut itu. Beijing tampaknya berusaha mempertegas niatnya untuk mempertahankan klaim maritimnya di sana meskipun Mahkamah Internasional telah menetapkan Juli lalu bahwa China tidak memiliki landasan hukum yang kuat atas klaimnya itu.
Pemerintah AS sangat mengandalkan tetangga-tetangga China sebagai sekutu dan menyebut sebagian besar kawasan Laut Cina Selatan sebagai perairan internasional. China mengatakan, AS berusaha membatasi perluasan yang dilakukan Beijing.
China mengklaim 95 persen kawasan laut itu sebagai miliknya dan usaha-usaha militernmya di pulau-pulau kecil di kawasan itu telah membuat marah banyak pihak. Brunei, Malaysia, Taiwan, Vietnam dan Filipina juga memiliki klaim di kawasan itu, yang tumpang tindih dengan klaim Beijing. Laut Cina Selatan terbentang dari Taiwan hingga Singapura dan memiliki luas 3,5 juta kilometer persegi. [ab/as]
