China, Senin (20/4), membantah tudingan Australia terkait cara Beijing menangani wabah virus corona. China mengatakan, tudingan itu tidak berdasar dan mengklaim bahwa selama ini telah bersikap terbuka dan transparan, meskipun muncul keraguan yang kian berkembang mengenai keakuratan jumlah kematian resmi terkait virus itu di China.
Menteri Luar Negeri Australia, Marise Payne, sebelumnya menyerukan penyelidikan internasional mengenai asal muasal dan penyebaran virus itu. Pernyataannya tersebut seakan menggemakan kekhawatiran sejumlah negara lain mengenai bagaimana China menangani virus yang muncul di Wuhan tahun lalu itu.
Di berbagai penjuru dunia, virus corona telah menjangkiti hampir 2,4 juta orang, mengakibatkan lebih dari 160.000 kematian, dan melumpuhkan kehidupan dan bisnis di banyak kota besar.
Di Beijing, seorang juru bicara Kementerian Luar negeri mengatakan, pernyataan Payne sama sekali tidak berdasar. Menurutnya, sikap Australia mempertanyakan transparansi China menunjukkan ketidakhormatan terhadap pengorbanan rakyat China.
"China sangat kecewa dan menentang tudingan ini," kata Geng Shuang kepada wartawan dalam sebuah konferensi pers harian, Senin (20/4).
Seruan Australia ini muncul di tengah-tengah kritik yang meningkat dalam beberapa pekan terakhir, dari Amerika Serikat, termasuk Presiden Donald Trump, yang Sabtu lalu mengatakan, China harus menghadapi konsekuensi jika diketahui bertanggung jawab atas wabah tersebut.
Pada Senin, Komisi Nasional Kesehatan China melaporkan ada 12 kasus infeksi baru, sehingga total jumlah kasus di China daratan mencapai 82.747, sementara jumlah kematian bertahan pada angka 4.632. [ab/uh]