Tautan-tautan Akses

China Bertekad Dorong Pertumbuhan Ekonomi Melalui Reformasi 


Sebuah layar televisi raksasa menayangan Presiden China Xi Jinping menghadiri rapat pleno ketiga Komite Pusat Partai Komunis China di Beijing, China, Kamis 18 Juli 2024. (Foto: Tingshu Wang/Reuters)
Sebuah layar televisi raksasa menayangan Presiden China Xi Jinping menghadiri rapat pleno ketiga Komite Pusat Partai Komunis China di Beijing, China, Kamis 18 Juli 2024. (Foto: Tingshu Wang/Reuters)

Partai Komunis China yang berkuasa mengakhiri rapat partai yang sangat dinantikan pada Kamis (18/7) dengan bertekad untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui reformasi komprehensif serta menegaskan kembali pentingnya menjaga keamanan nasional.

Komite Sentral, dalam sebuah komunike di akhir Sidang Pleno Ketiga yang berlangsung selama empat hari dan tertutup, menetapkan tujuan reformasi yang harus diselesaikan pada 2029, bertepatan dengan peringatan 80 tahun Republik Rakyat China.

Badan pengambil keputusan tertinggi partai tersebut juga berjanji untuk menyelesaikan “pembangunan ekonomi pasar sosialis berstandar tinggi dalam segala hal” pada 2035.

“Semua ini akan meletakkan dasar yang kuat untuk membangun China menjadi negara sosialis modern yang besar dalam segala hal pada pertengahan abad ini,” menurut komunike partai tersebut.

Untuk mencapai tujuan-tujuan ini, menurut komunike tersebut, China harus memanfaatkan mekanisme pasar dengan lebih baik dan menggandakan upaya untuk mempromosikan “pembangunan berkualitas tinggi,” yang mencakup memprioritaskan investasi dalam teknologi maju dan memfasilitasi pertumbuhan melalui inovasi teknologi dan ilmiah.

“Kita harus memperdalam reformasi struktural di sisi penawaran, meningkatkan mekanisme insentif dan kendala untuk mendorong pembangunan berkualitas tinggi, dan berupaya menciptakan pendorong dan kekuatan pertumbuhan baru,” kata komunike tersebut.

Pertemuan politik penting itu terjadi ketika pertumbuhan ekonomi China melambat menjadi 4,7 persen pada kuartal kedua tahun ini. Perlambatan itu mendorong bank-bank seperti Goldman Sachs memangkas proyeksi pertumbuhan produk domestik bruto China pada 2024 dari 5 persen menjadi 4,9 persen.

Foto dari udara tampak kompleks perumahan oleh perusahan properti China Fantasia Holdings Group di Tianjing, 5 Juni 2024. Krisis di sektor properti China masih berlangsung dan terus membebani pertumbuhan ekonomi negara itu. (Foto: Jade Gao/AFP)
Foto dari udara tampak kompleks perumahan oleh perusahan properti China Fantasia Holdings Group di Tianjing, 5 Juni 2024. Krisis di sektor properti China masih berlangsung dan terus membebani pertumbuhan ekonomi negara itu. (Foto: Jade Gao/AFP)

Sementara itu, krisis properti di China terus berlanjut karena investasi di sektor ini turun sebesar 10,1 persen dalam enam bulan pertama tahun ini dibandingkan tahun sebelumnya, dan kepercayaan konsumen masih lemah.

Untuk mengatasi tantangan-tantangan ini, Beijing berjanji akan menerapkan langkah-langkah untuk meredakan risiko di sektor properti sekaligus meningkatkan distribusi pendapatan, pasar kerja, jaminan sosial, dan sistem layanan kesehatan.

Ketika investor asing memantau dengan cermat sinyal-sinyal dari sidang pleno tersebut, partai mengatakan bahwa pihaknya akan tetap berkomitmen pada kebijakan negara “terbuka terhadap dunia luar” dan berjanji untuk “memperluas kerja sama dengan negara-negara lain.”

Sejumlah analis mengatakan komunike tersebut menunjukkan bahwa Beijing berfokus pada bidang-bidang penting bagi kekuatan nasional China, termasuk teknologi dan manufaktur maju.

“Ini bukanlah liberalisasi pasar ala Barat; ini tentang memperkuat strategi China yang sudah berjalan,” kata Lizzi Lee, peneliti ekonomi China di Pusat Analisis China di Institut Kebijakan Masyarakat Asia, dalam tanggapan tertulisnya kepada VOA.

“Dokumen tersebut memperkuat pendekatan Pemerintahan Xi dan gaya reformasinya, yang berfokus pada konsolidasi kekuasaan dibandingkan mengadopsi paradigma ekonomi liberal baru, akan bertahan,” tulisnya.

Seimbangkan reformasi dan keamanan nasional

Selain menguraikan daftar panjang tujuan reformasi, komunike tersebut juga menyoroti perlunya partai untuk menyeimbangkan pembangunan dan keamanan.

“Kami akan memperkuat jaringan untuk mencegah dan mengendalikan risiko keamanan publik untuk menjaga stabilitas sosial [dan] meningkatkan panduan opini publik dan secara efektif menangani risiko dalam ranah ideologis,” katanya.

Para konsumen berbelanja di pusat perbelanjan Taikoo Li Sanlitun di Beijing, China, 2 Juli 2024. (Foto: Vincent Thian/AP Photo)
Para konsumen berbelanja di pusat perbelanjan Taikoo Li Sanlitun di Beijing, China, 2 Juli 2024. (Foto: Vincent Thian/AP Photo)

Beberapa ahli mengatakan penekanan komunike pada penegakan keamanan publik dan mengikuti panduan kepemimpinan partai menunjukkan bahwa Beijing sedang berusaha memperketat kendali atas upaya reformasi perekonomian China yang bermasalah.

“Pengetatan kendali merupakan inti dari dilema [Beijing] karena agar reformasi dapat berjalan, mereka perlu melonggarkan kendali,” Dexter Roberts, peneliti senior non-residen di Global China Hub di Atlantic Council, mengatakan kepada VOA melalui telepon.

Meskipun reformasi spesifik lainnya diperkirakan akan diluncurkan dalam dokumen pleno lainnya dalam beberapa hari mendatang, Lee memperkirakan belanja konsumen di China masih akan lesu dan pemulihan di sektor properti masih lambat dalam jangka pendek.

“Masa transisi yang berkepanjangan menimbulkan risiko yang signifikan. Hal ini dapat menyebabkan berkurangnya investasi dan melambatnya pertumbuhan ekonomi,” katanya kepada VOA, seraya menambahkan bahwa Pemerintah China kemungkinan akan menggunakan intervensi yang ditargetkan untuk meningkatkan sektor-sektor utama.

Namun, beberapa analis berpendapat bahwa model pertumbuhan ekonomi yang dipimpin oleh pemerintah China kemungkinan besar tidak akan memberikan hasil yang diharapkan pemerintah.

“Investasi yang dipimpin negara China, yang memusatkan sumber daya pada bidang-bidang seperti semikonduktor dan kecerdasan buatan, akan membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk membuahkan hasil, dan sementara itu, perekonomian akan terus gagal menghasilkan pertumbuhan dan lapangan kerja,” Andrew Collier, direktur pelaksana Orient Capital Research di Hong Kong, kepada VOA dalam wawancara video.

Dia mengatakan, kecuali pemerintah mengambil langkah nyata untuk mengurangi keterlibatannya dalam reformasi ekonomi, kemerosotan ekonomi negara ini bisa bertambah buruk di tahun-tahun mendatang. [ft/rs]

XS
SM
MD
LG