Tautan-tautan Akses

China Ingatkan Pemangkasan Dana WHO akan Berdampak Bagi Semua Negara


Presiden Trump memangkas dana bagi WHO di tengah pandemi Covid-19. (Foto: ilustrasi).
Presiden Trump memangkas dana bagi WHO di tengah pandemi Covid-19. (Foto: ilustrasi).

China, Rabu (15/4) menyatakan keputusan Presiden AS Donald Trump untuk menahan dana bagi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) akan mempengaruhi semua negara sementara dunia menghadapi tahap penting dalam memerangi pandemi virus corona.

Pernyataan dari kementerian luar negeri China itu menyusul pengumuman Trump pada hari Selasa (14/4), yang menyebutkan WHO tidak menyelidiki secara memadai laporan-laporan awal mengenai virus di China.

Jerman juga membela WHO, dengan pernyataan Menteri Luar Negeri Heiko Maas, Rabu (15/4) yang menyatakan bahwa tuduhan itu “tidak membantu.”

“Kita harus bekerja sama erat melawan #COVID19,” cuit Maas. “Salah satu investasi terbaik adalah memperkuat @PBB, khususnya @WHO yang kekurangan dana, misalnya untuk mengembangkan dan mendistribusikan tes dan vaksin.”

Ada sekitar 2 juta kasus terkonfirmasi di seluruh dunia. Tetapi karena ada kesulitan mengakses tes virus itu di banyak daerah, angka sebenarnya sudah pasti lebih tinggi. Statistik Johns Hopkins University, Rabu (15/4) menyatakan jumlah kematian akibat virus corona di seluruh dunia melampaui 126 ribu.

Perancis menyatakan jumlah kematian akibat virus corona di negara itu melampaui 15 ribu orang, membuatnya sebagai negara keempat yang melampaui angka tersebut, selain AS, Italia dan Spanyol.

Italia dan Spanyol termasuk di antara beberapa negara Eropa yang telah mulai melonggarkan lockdown yang ketat, yang dimaksudkan untuk menghentikan penyebaran virus, sementara Perancis baru memperpanjang langkah tersebut.

Pembahasan mengenai kapan dan bagaimana melonggarkan restriksi berlangsung di negara-negara di berbagai penjuru dunia. Di negara bagian California, Gubernur Gavin Newsom mengatakan ia hanya akan mempertimbangkan pencabutan lockdown jika jumlah orang yang dirawat berkurang setidaknya selama dua pekan, tes virus itu semakin luas, semakin banyak alat pelindung diri bagi para petugas layanan kesehatan, dan para pejabat memiliki kemampuan yang lebih baik dalam melacak dan mengisolasi mereka yang terjangkit.

India, Rabu (15/4) juga mengumumkan rencananya untuk mengizinkan aktivitas perpabrikan dan pertanian dimulai kembali di daerah-daerah pedesaan pada 20 April, sementara lockdown nasional masih berlaku hingga awal bulan depan.

Langkah-langkah yang berbeda mencerminkan jalur perebakan wabah. Tempat-tempat yang semula sangat terpukul oleh wabah ini menunjukkan tanda-tanda menjanjikan bahwa hal terburuk mungkin telah berlalu, sedangkan di beberapa bagian lain dunia baru mulai mengalami jumlah kasus yang meningkat.

Ini tercermin dari sejumlah perintah baru lockdown pekan ini di Afrika. Malawi termasuk di antara yang paling baru mengeluarkan perintah tersebut, sewaktu Presiden Peter Mutharika, Selasa (14/4) mengumumkan perintah lockdown 21 hari mulai hari Sabtu.

“Saya ingin mendorong Anda semua untuk mematuhi sepenuhnya langkah ini karena ini demi kebaikan negara kita,” kata Mutharika.

Dalam hal ekonomi, perintah tetap tinggal di rumah menyebabkan penurunan konsumsi minyak yang luas.

Badan Energi Internasional, Rabu (15/4) mengeluarkan perkiraan penurunan permintaan untuk bulan April sebanyak 29 juta barel per hari, mencapai tingkat yang belum pernah dialami dunia dalam 25 tahun ini.

Di Selandia Baru, PM Jacinda Ardern mengumumkan ia dan para pejabat tinggi lainnya dengan sukarela memotong 20 persen gaji mereka, sebagai suatu langkah simbolis mengakui kesulitan ekonomi negara itu dalam menanggapi wabah virus corona. [uh/ab]

Recommended

XS
SM
MD
LG