India, Perancis dan Nigeria termasuk di antara beberapa negara yang pemimpinnya memperpanjang lockdown yang bertujuan untuk menghentikan penyebaran virus corona, sementara jumlah kasus terkonfirmasi di seluruh dunia melampaui 2 juta orang.
Dengan jumlah kasus di negaranya yang melampaui 10.300 orang, PM India Narendra Modi, Selasa (14/4) mengumumkan lockdown nasional diperpanjang hingga 3 Mei.
Presiden Perancis Emmanuel Macron, Senin malam (14/3) berpidato di televisi dan menyatakan lockdown di negara itu akan berlangsung hingga 11 Mei. Pada waktu itu, pihak berwenang akan mulai membuka kembali sekolah-sekolah.
“Di Perancis daratan dan di wilayah-wilayah Perancis di luar negeri, sistem menegang dan epidemi ini belum terkendali. Karena itu kita harus melanjutkan upaya-upaya kita dan terus memberlakukan peraturan. Semakin dipatuhi peraturan itu, semakin banyak nyawa diselamatkan,” kata Macron.
Nigeria juga menambahkan dua pekan lagi perintah lockdown di Lagos, Abuja dan Ogun, sementara presiden Turki menyatakan lockdown 48 jam selama akhir pekan akan diulang pekan ini.
Selandia Baru memerintahkan warganya untuk tinggal di rumah tiga pekan silam. Dan meskipun para pejabat menyatakan tampaknya negara itu telah melewati masa puncak wabah, PM Jacinda Ardern, Selasa (14/3) mengatakan ini tidak berarti bahaya telah berlalu.
“Sebagian besar warga Selandia Baru memahami bahwa sekarang bukan waktunya untuk mengendurkan diri. Kita tidak boleh menyia-nyiakan kerja keras yang dilakukan semua orang selama 20 hari ini,” ujar Ardern.
Sejauh ini, kasus terbanyak ditemukan di Amerika Serikat, yang mencatat sekitar 600 ribu kasus dengan New York sebagai daerah yang paling terpukul oleh wabah ini.
Ada sekitar 106 ribu kasus di Kota New York dan 195 ribu kasus di negara bagian New York, lebih banyak daripada di Spanyol atau Italia. Tetapi Gubernur Andrew Cuomo, Senin (13/4) menyatakan “yang terburuk telah berakhir,” tetapi hanya jika warga New York “terus bersikap bijak ke depannya.”
California adalah satu dari beberapa negara bagian paling awal yang meminta warganya untuk tinggal di rumah. Gubernur Gavin Newsom hari Selasa berencana mengumumkan rencana pemerintahannya untuk mulai kembali ke kehidupan normal.
Pada hari Selasa, juga akan ada beberapa langkah yang diambil untuk melonggarkan lockdown total di Italia, yang akan mengizinkan beberapa toko dibuka kembali. Italia, yang sempat menjadi negara yang paling terpukul oleh virus itu, terus mencatat jumlah pasien yang membaik setelah sakit kritis.
Pandemi ini telah memukul perekonomian dunia, membuat banyak pemerintah memberlakukan paket penyelamatan besar-besaran. Sekjen PBB Antonio Guterres termasuk di antara mereka yang mendorong pemberian bantuan untuk negara-negara miskin yang perlu memusatkan perhatian pada sumberdaya yang terbatas untuk tanggapan kesehatan mereka.
Dana Moneter Internasional (IMF), Senin (13/4) memberikan persetujuan terhadap upaya bernilai 500 juta dolar untuk membantu 25 negara dengan menangguhkan enam bulan pembayaran utang mereka. Sebagian negara itu adalah Afghanistan, Kongo, Haiti, Mali, Sierra Leone dan Yaman.
Di AS, sebagian dari rencana pemerintah untuk meningkatkan ekonomi yang mengendur adalah mengirim dana tunai ke keluarga-keluarga untuk membantu membayar tagihan di tengah kehilangan pekerjaan besar-besaran, atau untuk mendorong orang membelanjakan uang dan meningkatkan aktivitas bisnis. Pembayaran itu sedang dalam proses didistribusikan. Menteri Keuangan Steven Mnuchin mengatakan dia memperkirakan sekitar 80 juta orang Amerika akan memiliki dana di rekening bank mereka pada hari Rabu. [uh/ab]