China mengecam laporan dari organisasi Human Rights Watch yang menuduh negara itu memberlakukan pengawasan ketat di dalam negeri dan berusaha membungkam para pengecamnya di luar negeri.
Jurubicara Kementerian Luar Negeri China Geng Shuang, mengatakan, Rabu (15/1), ia belum membaca laporan Human Rights Watch itu. Namun menurutnya laporan tersebut biasanya tidak memperhitungkan fakta dan keliru mengungkap apa yang menjadi kebenaran dan kebohongan.
Geng mengatakan adalah rakyat China yang pada akhirnya bisa bicara mengenai kondisi HAM di negaranya sendiri. Ia sesumbar persoalan HAM di China kini berada pada periode terbaik dalam sejarah.
Menurut laporan Human Rights Watch, di bawah kepemimpinan Xi Jinping, Partai Komunis yang berkuasa telah meningkatkan usaha untuk membungkan para pengecam politik dan memperluas kontrol terhadap para akademisi, tokoh agama dan masyarakat madani.
Beijing juga dituduh berusaha mengontrol sepenuhnya para pelajar dan warga China lainnya di luar negeri, serta media dan politisi berpengaruh di negara-negara seperti Australia dan AS.
Direktur Human Rights Watch Kenneth Roth menyampaikan laporan baru organisasinya itu pada sebuah konperensi pers di Asosiasi Koresponden PBB, di New York, Selasa (14/1). Hal itu dilakukan setelah ia ditolak masuk Hong Kong, di mana ia sebelumnya dijadwalkan merilis laporan itu.
Laporan itu juga menyebutkan, China memenjarakan lebih dari satu juta muslim Uighur dan minoritas-minoritas etnis Muslim lainnya di Xinjiang. Di kamp-kamp pemenjaraan itu, para Muslim itu mendapat indoktrinasi politik dan ditekan untuk meninggalkan agama mereka. [ab/uh]