Satelit China itu diluncurkan ke antariksa menggunakan roket Long March 2D dari Pusat Peluncuran Satelit Jiu-quan di provinsi Gansu, di padang pasir Gobi.
Satelit seberat lebih dari 600 kilogram itu, dijuluki Micius, mengacu kepada ahli filsafat dan ilmuwan China dari abad ke 5, akan mengorbit bumi pada ketinggian 500 kilometer.
Kantor berita Xinhua mengatakan, selama misi dua tahun, satelit itu akan melakukan komunikasi kuantum yang kedap peretasan lewat pengiriman sandi-sandi yang tidak bisa dipecahkan dari antariksa ke bumi. Katanya sebuah photon kuantum, atau partikel sub-atom, tidak bisa dipisahkan atau diduplikasi sehingga penyadapan, pencegatan, maupun memecahkan kodenya tidak mungkin dilakukan. Kantor berita itu mengatakan, pengujian akan dimulai lewat komunikasi antara Beijing dan ibukota Xinjiang, Urumqi.
Morris Jones adalah analis antariksa independent dari Australia dan dia memantau program antariksa ruang angkasa China. Katanya, ini merupakan langkah maju yang besar untuk China.
Menurut Wall Street Journal, ilmuwan-ilmuwan di Amerika, Eropa, dan Jepang juga sedang berusaha memanfaatkan teknologi ini, tetapi China telah menjadikan fisika quantum, yang juga punya aplikasi militer, fokus strategisnya yang utama dalam rencana pembangunan ekonominya yang diumumkan Maret lalu, serta kemungkinan sudah membelanjakan milyaran dolar untuk penelitian dasar. [jm]