China, hari Sabtu (3/12) mengatakan bahwa pihaknya telah menyampaikan keberatan atas pembicaraan telepon Presiden terpilih Amerika Donald Trump dengan presiden Taiwan.
“Kami sudah menyampaikannya dengan sungguh-sungguh kepada pihak berwenang Amerika,” kata Kementerian Luar Negeri China dalam pernyataan. “Harus dikemukakan bahwa hanya ada satu China di dunia. Taiwan adalah bagian yang tak terpisahkan dari wilayah China.”
Trump mengesampingkan tradisi diplomatik puluhan tahun hari Jumat (2/12) untuk berbicara dengan Presiden Taiwan Tsai Ing-wen. Amerika memutuskan hubungan diplomatik dengan Taiwan tahun 1979.
Menteri Luar Negeri China Wang Yi, Sabtu (3/12) mengatakan ia berharap hubungan Beijing dengan Washington tidak akan terganggu oleh pembicaraan telepon itu. Menteri Luar Negeri China menyebut pembicaraan itu sebagai “hanya muslihat kecil oleh Taiwan.”
China mengklaim Taiwan yang demokratis sebagai bagian wilayahnya dan tidak pernah mengharamkan penggunaan paksaan untuk mendatangkan Taiwan ke bawah kekuasaannya.
Trump telah mendapat kecaman luas hari Jumat (2/12) karena menelepon pemimpin Taiwan, tetapi Trump memberi jawaban kepada para pengeritiknya melalui Twitter “presiden Taiwan menelpon saya hari ini untuk mengucapkan selamat atas kemenangan [saya] dalam pemilihan presiden.”
Selanjutnya, Trump melalui Twitter mengatakan, “Yang menarik adalah Amerika menjual peralatan militer kepada Taiwan [senilai] milyaran dolar, tetapi saya tidak patut menerima ucapan selamat.”
Pembicaraan Trump melalui telepon dengan presiden Taiwan dipandang kuat sebagai langkah mematahkan kebijakan puluhan tahun dan dapat berisiko meningkatkan ketegangan dengan China, bahkan sebelum Trump memangku jabatan [secara resmi]. [gp]
