Seorang jurnalis keuangan China terkemuka yang membandingkan masalah ekonomi negara dengan Depresi Hebat telah dinyatakan dilarang beraktivitas di media sosial.
Akun Weibo Wu Xiaobo, jurnalis bisnis berpengaruh dan penulis dengan lebih dari 4,7 juta pengikut, "saat ini dalam keadaan terlarang karena melanggar undang-undang dan peraturan yang relevan", menurut spanduk yang ditampilkan di halamannya, Selasa (27/6).
Moderator konten di Weibo - platform mirip Twitter - mengatakan pada hari Senin bahwa mereka telah memblokir tiga pengguna terverifikasi media sosial itu karena "menyebarkan fitnah terhadap perkembangan pasar sekuritas" dan "menggambarkan tingkat pengangguran secara tidak benar".
Weibo tidak menyebut nama lengkap pengguna dari akun yang diblokir, tetapi mengatakan salah satu dari mereka memiliki nama tiga karakter yang dimulai dengan "Wu" dan diakhiri dengan "Bo".
Pemulihan ekonomi China pasca-COVID tersendat, dengan data yang lesu dalam beberapa pekan terakhir menandakan bahwa upaya untuk bangkit mulai kehabisan tenaga.
Pada akun Weibo Wu, yang terlihat pada hari Selasa, semua konten yang diposting sejak April 2022 telah dihapus. Wu tidak segera menanggapi permintaan komentar dari AFP.
Tulisan regulernya di situs web majalah keuangan China Caixin telah lama merinci kesengsaraan ekonomi negara itu, termasuk penurunan angka kelahiran dan meroketnya pengangguran di kalangan kaum muda.
"Jumlah pengangguran yang sangat besar ini kemungkinan besar akan menjadi pemicu persoalan besar," katanya dalam tulisannya Mei lalu, yang membandingkan situasi ekonomi saat ini dengan Depresi Hebat tahun 1930-an.
Dalam tulisan lain baru-baru ini, ia meragukan apakah pelonggaran moneter akan mampu "menyelesaikan masalah ekonomi saat ini".
Tulisan-tulisan tersebut, bagaimana pun, belum dihapus dari internet pada hari Selasa.
Media domestik China dikendalikan oleh negara, dan penyensoran media sosial yang meluas sering digunakan untuk menekan berita negatif atau liputan kritis.
Pihak berwenang sebelumnya mendesak para investor untuk menghindari membaca laporan-laporan berita asing tentang China, sementara para analis dan ekonom telah diskors dari media sosial karena menyampaikan pandangan pesimistis. [ab/uh]
Paling Populer
1
Forum