China hari Kamis (30/8) menegur keras anggota Kongres AS yang meminta Presiden Trump mengenakan sanksi terhadap para pejabat China yang terlibat dalam menginternir Muslim di kawasan Xinjiang, China barat.
“Amerika tidak punya hak mengkritisi China dalam isu ini, untuk dihakimi dalam soal ini,” ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Hua Chunying sambil menyebut tentang masalah Amerika sendiri di bidang diskriminasi rasial.
“Para anggota Kongres itu digaji oleh para pembayar pajak Amerika jadi harus fokus pada tugas mereka…bukan mencampuri urusan negara lain, mencoba menjadi hakim hak asasi bahkan mengancam hendak mengenakan sanksi tidak berasalan atas negara lain," tambah juru bicara itu.
Menurut surat kabar Wall Street Journal, dalam surat kepada menteri luar negeri Mike Pompeo dan menteri keuangan Steve Mnuchin hari Rabu, anggota Kongres dari kedua fraksi meminta dikenakan sanksi terhadap tujuh pejabat dan dua paberik alat intai di China.
China membantah berbagai tuduhan bahwa ada satu juta orang umumnya Muslim Uighur yang minoritas di tahan di kamp internir. Seorang pejabat China mengemukakan pada Komite Hak Asasi PBB di Jenewa awal bulan ini, di Xinjiang perlu dilakukan tindakan keamanan yang keras guna memerangi ektremisme dan terorisme, tetapi tidak menyasar sesuatu kelompok etnis tertentu.
China mencap kamp demikian ‘samasekali tidak benar’ dengan mengatakan adanya balai latihan dan pendidikan ke mana penjahat kecil-kecilan dimasukkan hanya untuk membantu memulihkan dan mengembalikan mereka ke tengah masyarakat.
Tahun lalu China melarang Muslim berjanggut panjang lain dari biasa dan juga melarang orang mengenakan jilbab di Xinjiang yang berbatasan dengan Afghanistan dan Pakistan. Dan juga semua pemilik mobil di sana diperintahkan memasang alat pelacak GPS. [al]