Amnesti Internasional telah mengusulkan dekriminalisasi perdagangan seks sebagai cara untuk memulihkan hak-hak asasi pekerja seks dan mengurangi resiko pelanggaran HAM terhadap mereka.
Kelompok HAM itu mengatakan dekriminalisasi berarti pekerja seks tidak akan dipaksa bekerja di luar hukum dan tidak lagi dipandang atau diperlakukan sebagai “penjahat” sehingga risiko yang mereka hadapi karena tindakan polisi yang agresif, akan berkurang dan mereka berani menuntut perlindungan yang lebih baik dari pihak berwenang.
Namun banyak aktivis HAM mengatakan usul Amnesti Internasional itu justru melegalkan eksploitasi terhadap para pekerja seks ini. Menurut Cindy McCain yang mengepalai “Human Trafficking Advisory Council” pada McCain Institute for International Leadership, ada alternatif guna mengakhiri perdagangan manusia ini.
“Pekerja seks dewasa umumnya mengawali pekerjaannya sejak anak-anak. kemungkinan sebagai budak seks. Pada usia 12 atau 13 tahun atau ketika mereka diculik, mereka tidak punya cara lain untuk menghidupi keluarga. Mereka terjerat dalam perdagangan seks dan ketika menyadarinya mereka sudah berusia 30 tahun, demikian ujar McCain pada VOA. Ditambahkannya “melegalkan pekerjaan ini bukanlah hal yang patut dilakukan. Kita seharusnya justru menghukum pelanggan, supaya bisa menghentikan perdagangan seks ini”.
Dalam artikel di suratkabat the Washington Post, McCain mengatakan industri itu tidak aman, bahkan para pekerja seks di banyak negara menghadapi banyak aksi kekerasan. McCain menambahkan Amnesti Internasional mengusulkan untuk mengatakan kepada perempuan, laki-laki dan anak-anak bahwa pekerjaan seks itu aman dan merupakan pilihan yang bisa diterima. Mereka membayar untuk melakukan hubungan seks karena itu merupakan hak asasi. McCain mendesak pihak berwenang untuk mengejar pelaku perdagangan manusia untuk seks, karena mereka adalah penjahat.
“Mereka harus menumpas kartel-kartel yang menculik gadis-gadis dan memaksa mereka dalam perdagangan seks ini. Mereka adalah kartel. Ini merupakan kejahatan terorganisir. Kalau menyangkut anak-anak dibawah umur, ini merupakan penganiayaan anak. Kita harus mengejar para pelaku yang melakukan hal ini dan para pelanggannya. Mereka adalah orang-orang yang memperdagangkan hewan langka, narkoba, senjata api dan manusia”, tambah McCain.
McCain mengatakan telah melakukan perjalanan ke Georgia dan beberapa negara lain di kawasan itu di mana kejahatan terorganisir benar-benar terlibat dalam perdagangan seks tersebut.
Di Georgia, Kosovo dan negara-negara pasca-konflik, McCain mengatakan dampaknya sangat luar biasa, Kita tidak lagi menemui banyak perempuan muda karena mereka telah dipaksa menjadi pelacur, dan dipindahkan dari negara di mana mereka dilahirkan. Ditambahkannya, di negara seperti Kosovo, kita bisa melihat sisa-sisa dampak perang pada perdagangan seks dan hasilnya.
Di Ukraina dan negara-negara lain yang dilanda konflik, McCain mengatakan banyak perempuan yang tidak bisa melarikan diri atau tidak bisa keluar dari daerah itu bersama keluarga mereka, pada akhirnya akan dipaksa atau terpaksa terjun kedalam perdagangan seks. Ditambahkannya dampak perang pada suatu negara sangat parah, tetapi dampak terhadap perempuan dan anak-anak paling parah. Mereka berada di garis terdepan dan umumnya menanggung beban paling besar.
Krisis migran yang terjadi Eropa merupakan tragedi dan tidak berbeda – ujar McCain – menambahkan bahwa orang lari karena banyak alasan, apakah karena faktor perang atau ekonomi, dan alasan-alasan itu sah saja. Tetapi bersamaan dengan itu terjadi perdagangan seks. McCain mengatakan tidak ada anak perempuan yang berusia 10 tahun yang mengatakan “hai saya berusia 10 tahun dan saya ingin menjadi pelacur”.
Amnesti Internasional mengatakan kriminalisasi perdagangan seks telah meningkatkan kerentanan pekerja seks pada aksi kekerasan dan melanggar hak asasinya.
Amnesti Internasional menegaskan untuk memperjuangkan dekriminalisasi setelah berkonsultasi dengan sejumlah pekerja seks, orang-orang yang pernah bekerja dalam industri itu dan kelompok-kelompok yang menghendaki dihaopuskannya perlacuran. Juga dengan badan-badan pencegah HIV, aktifis HAM perempuan dan lesbian-gay-biseksual-transjender, perempuan-perempuan penduduk asli, kelompok anti-perdagangan manusia dan akademisi terkemuka. Amnesti Internasional juga menggarisbawahi bahwa badan itu tidak menganggap seorang perempuan yang diperdagangkan atau dipaksa memperjualbelikan seks sebagai pekerja seks.
McCain dan aktivis-aktivis HAM lain berpendapat, dekriminalisasi seks akan membuat mereka yang berada dalam industri ini dalam bahaya yang lebih besar, karena orang tidak lagi menangkap mereka yang melakukan eksploitasi demi keuntungan pribadi. Kebijakan ini akan merupakan langkah mundur dalam perang melawan perdagangan manusia di seluruh dunia, kata McCain dan para pendukungnya.