Penembakan masal pekan lalu di Roseburg, Oregon memunculkan kembali perdebatan sengit mengenai pengendalian senjata di Amerika. Hillary Clinton, bakal calon Presiden dari Partai Demokrat tidak ketinggalan menyinggung isu ini serta juga isu pendidikan dalam kampanyenya di negara bagian New Hampshire.
Setelah peristiwa penembakan di Oregon yang menewaskan 10 orang dan mencederai beberapa orang lainnya, sebagian rakyat Amerika marah karena tidak ada upaya berarti untuk menghentikan kekerasan memakai senjata api.
Pusat Pengawasan dan Pencegahan Penyakit Amerika mencatat tahun lalu saja ada 11.508 yang mati tertembak dan 33.636 orang cedera serta 21.175 orang yang bunuh diri dengan senjata.
Hillary Clinton bakal calon Presiden dari Partai Demokrat memanfaatkan perdebatan ini dengan membahas serta menegaskan ia menginginkan tindakan nyata dalam kampanyenya hari Senin (5/10) di New Hampshire.
"Epidemi kekerasan senjata ini tidak mengenal batas apapun. Ketika kekerasan ini terjadi orang langsung menyampaikan duka cita dan doa mereka. Tetapi itu saja tidak cukup. Berapa banyak lagi orang tewas sebelum kita benar-benar bertindak?," tanya Clinton.
Hillary Clinton menuntut pengawasan senjata lebih ketat dan pemeriksaan latar belakang pembeli senjata serta menutup celah-celah yang bisa dimanfaatkan oleh penjual senjata api di Amerika.
"Kita harus menutup celah pada pameran senjata yang bisa dimanfaatkan penjual senjata dan disebut Charleston Loophole," tambahnya.
Charleston Loophole adalah istilah populer serta dipergunakan untuk merujuk pada pengecualian pemeriksaan latar belakang seseorang sehingga memungkinkan penjualan senjata kalau pihak berwenang tidak menerbitkan penolakan penjualan dalam waktu tiga hari. Istilah ini populer setelah pelaku penembakan masal sebelumnya di sebuah gereja di Charleston memanfaatkan celah ini untuk membeli senjata.
Selain isu kekerasan dan pengawasan senjata sebagai seorang kandidat presiden perempuan, Hillary Clinton juga menyertakan isu perempuan untuk menekankan kepeduliannya pada pemilih perempuan di Amerika. Di New Hampshire, dalam sebuah diskusi mengenai pendidikan bagi perempuan dan anak-anak Hillary Clinton juga menegaskan pentingnya pendidkan bagi perempuan dan balita.
Clinton mengatakan, "Ini adalah sesuatu yang sangat ingin saya perjuangkan, karena interaksi pada tahun-tahun pertama sangat mempengaruhi kesuksesan anak-anak itu selanjutnya di sekolah."
Clinton menegaskan pendidikan dini bagi anak-anak sangat penting dan bisa dilakukan lewat berbagai pendekatan, sebagian secara formal maupun informal.
"Bahkan ada hal-hal yang bisa kita lakukan sebelum anak itu masuk ke dalam sistem pendidikan yang formal," ungkapnya.
Hillary Clinton sampai sekarang dalam jajak-jajak pendapat masih unggul dari saingan dalam Partai Demokrat, Bernie Sanders. Keduanya dijadwalkan tampil dalam debat pertama Partai Demokrat pekan depan di kota Las Vegas. [my/jm]