Kandidat calon presiden dari Partai Demokrat AS, Hillary Clinton mengatakan, dia tidak mendukung Kemitraan Trans-Pasifik (TPP) yang baru, persetujuan perdagangan besar yang disarankannya ketika ia menjabat sebagai menteri luar negeri.
Amerika Serikat, Jepang dan 10 negara pinggir Pasifik lain telah menyelesaikan perundingan bertahun-tahun dan menandatangani persetujuan hari Senin.
Tetapi, TPP itu masih harus diratifikasi oleh setiap negara anggotanya, dan di Amerika Serikat, majelis Senatlah yang harus meratifikasi persetujuan itu untuk dapat berlaku. Di majelis Senat nanti TPP tersebut akan menghadapi perlawanan yang kuat dan selisih hasil pemungutan suara diperkirakan akan tipis.
Clinton mengatakan TPP itu tidak berbuat banyak untuk melindungi pekerja Amerika terhadap dampak manipulasi mata uang oleh negara-negara lain, dan terlalu banyak membantu perusahaan farmasi yang besar dengan merugikan pasien.
Clinton sedang berusaha untuk menjadi calon presiden dari partai Demokrat dalam pemilihan 2016. Senator Bernie Sanders, pesaingnya untuk menjadi calon presiden dari partai Demokrat, juga telah menyatakan tentangan terhadap perjanjian itu, sementara Wakil Presiden Joe Biden yang kemungkinan akan turut sebagai kontestan, mendukung perjanjian tersebut.
Kelompok Demokrat umumnya didukung oleh serikat buruh, yang khawatir bahwa persetujuan perdagangan akan terus mengurangi dengan tajam pekerjaan di pabrik-pabrik di AS.
Perusahaan dan perindustrian biasanya bersekutu dengan Partai Republik dan banyak mendukung persetujuan perdagangan, meskipun sebagian belum memutuskan apakah akan mendukung persetujuan yang panjang dan rumit ini.
Presiden Barack Obama mengatakan persetujuan itu membantu perusahaan dan pekerja Amerika dengan menghapuskan ribuan pajak yang dikenakan negara lain terhadap ekspor Amerika dan mengurangi hambatan perdagangan lain. Ia mengatakan TPP juga mencakup pasal untuk melindungi hak-hak buruh dan menetapkan standar lingkungan yang kuat. [gp]