Menteri Luar Negeri Amerika Hillary Clinton mengatakan Amerika ingin melihat adanya transisi ke demokrasi secara tertib di Mesir, di mana protes anti-pemerintah telah mengakibatkan lebih dari 100 orang tewas sejak hari Selasa.
Clinton mengatakan dalam program televisi Amerika "Fox News Sunday" bahwa pemerintah Amerika tidak ingin menyaksikan semacam “pengambilalihan” yang akan menjurus pada penindasan di negara itu.
Clinton juga mengatakan di acara "This Week" di stasiun televisi ABC bahwa pemerintahan Obama belum membahas pengurangan bantuan ke negara Arab sekutu utamanya itu.
Amerika dan Turki pada hari Minggu menyatakan akan mulai mengevakuasi warganegaranya dari Mesir. Irak juga menyatakan akan mengungsikan warganya yang ingin meninggalkan Mesir.
Sebelumnya, Amerika menganjurkan warganya agar menghindari perjalanan ke Mesir, dan Departemen Luar Negeri mengizinkan kepergian secara sukarela para anggota keluarga pegawai dan pegawai kedutaan yang tidak esensial.
Sementara itu, Israel terus mengikuti perkembangan protes anti-pemerintah di Mesir itu dengan kewaspadaan tinggi. Kata perdana menteri Benyamin Netanyahu, usaha Israel dipusatkan untuk mempertahankan stabilitas dan keamanan di kawasan itu. Perjanjian damai dengan Mesir, kata Netanyahu, telah berlangsung lebih dari tiga dasawarsa dan ia berharap hubungan damai dengan Mesir akan berlanjut.
Kemarin, raja Arab Saudi Abdullah mengecam para demonstran di Mesir dan menyatakan dukungannya kepada Presiden Hosni Mubarak.