Bandara Singapura mengatakan pada Senin (24/5) bahwa pihaknya meningkatkan langkah-langkah untuk mencegah wabah virus corona, termasuk memisahkan kedatangan pengunjung dan sekitar 14 ribu pekerja ke zona risiko yang berbeda. Langkah itu diambil setelah munculnya klaster COVID-19 aktif terbesar di negara itu.
Pihak berwenang mengatakan bahwa klaster Bandara Changi yang melibatkan lebih dari 100 kasus kemungkinan menyebar melalui seorang pekerja yang membantu keluarga yang terinfeksi yang tiba di negara tersebut. Beberapa dari kasus ini termasuk varian B.1.617, yang pertama kali ditemukan di India.
Pekerja di zona risiko tertinggi, seperti di dermaga terminal, aula imigrasi kedatangan, dan pengambilan bagasi, akan divaksinasi dan dipisahkan dari staf lain. Operator bandara dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip Reuters, mengatakan para pekerja itu akan diberi pakaian pelindung lengkap.
Ditambahkan bahwa para penumpang dari negara berisiko sangat tinggi akan dikawal melalui imigrasi ke fasilitas karantina mereka tanpa melalui terminal lain.
Pihak berwenang telah dikritik di internet dan media sosial karena tidak melakukan tindakan seperti itu lebih awal mengingat dampak internasional dari varian yang sangat menular.
Menteri Kesehatan Singapura Wang Yegong mengatakan bulan ini bahwa staf bandara yang menerima penumpang dari negara berisiko tinggi mungkin telah menginfeksi orang lain di gerai makanan di bandara.
Merebaknya COVID-19 di bandara adalah bagian dari kebangkitan kembali penyakit itu di Singapura. Pada Senin (24/5), Singapura melaporkan 24 kasus penularan local setelah berbulan-bulan hanya melaporkan sedikit atau tidak ada kasus lokal setiap hari. [na/ft]