Tautan-tautan Akses

Cuaca Musim Dingin Bisa Tingkatkan Penyebaran Covid-19


Seorang petugas kesehatan melakukan tes usap kepada seorang pria di Bandara Flumicino, di Roma, Jumat, 25 September 2020. (Foto: Reuters)
Seorang petugas kesehatan melakukan tes usap kepada seorang pria di Bandara Flumicino, di Roma, Jumat, 25 September 2020. (Foto: Reuters)

Sementara musim dingin semakin mengarah ke Belahan Bumi Utara, ada kemungkinan kasus Covid-19 menjadi lebih banyak. Namun, para pakar mengatakan terlalu dini untuk mengetahui secara pasti bagaimana musim akan mempengaruhi virus. Mereka menekankan bahwa perilaku manusia masih menjadi penentu pandemi.

“Faktor terpenting saat ini adalah langkah-langkah pengendalian yang sudah kita lakukan seperti menjaga jarak fisik dan memakai masker. Itu benar-benar kunci untuk menurunkan penularan penyakit itu pada saat ini,” ujar Rachel Baker, peneliti penyakit menular di Princeton University.

Ada tiga alasan utama mengapa tim ilmuwan berpendapat virus corona dapat dipengaruhi oleh iklim.

SARS-CoV-2, nama resmi virus penyebab Covid-19, lebih tahan pada kondisi dingin dan kering yang umum terjadi pada musim dingin. Kelembapan udara yang rendah juga mendorong penguapan cipratan atau droplet virus menjadi partikel aerosol kecil yang bertahan di udara. Ini meningkatkan risiko penularan melalui udara musim dingin. Cuaca dingin bisa semakin meningkatkan penularan karena orang lebih banyak berada dalam ruang tertutup.

Cuaca musim dingin juga dapat menghambat kemampuan tubuh menangkis penularan virus. Kurangnya sinar matahari dapat menguras kadar vitamin D dan melemahkan sistem kekebalan tubuh. Satu hasil penelitian mendapati kaitan antara kadar vitamin D yang rendah dan kasus Covid-19. [ka/pp]

XS
SM
MD
LG