Pertamina telah mengganti "orang-orang bermasalah" di unit perdagangan minyaknya, menurut Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said, Rabu (25/11), dalam upaya perusahaan negara minyak dan gas itu untuk memperbaiki citranya di tengah penyelidikan korupsi.
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah meluncurkan penyelidikan awal atas unit perdagangan Pertamina, Petral, setelah audit independen awal bulan ini mengungkapkan tanda-tanda kecurangan.
"Pertamina harus membersihkan diri dan mereka telah melakukan banyak upaya. Orang-orang bermasalah telah diganti," ujar Sudirman kepada para wartawan.
Pertamina, yang sedang dalam proses membubarkan Petral, menskors empat pegawai anak perusahaannya itu minggu ini karena dugaan penyalahgunaan, menurut CEO Dwi Soetjipto hari Senin, tanpa menyebutkan nama.
Juru bicara Petral tidak dapat dimintai komentar. Pada saat pengumuman pembubaran Petral diumumkan bulan Mei, para pejabat Petral menyangkal ada kesalahan.
Petral, yang sampai tahun ini memiliki aset US$2 miliar, hampir memiliki monopoli atas perdagangan produk minyak mentah dan minyak di dalam dan luar negeri, memasok sekitar sepertiga kebutuhan minyak di Indonesia.
"Tujuan audit Petral adalah untuk pembersihan internal dan jika ada indikasi pelanggaran maka mereka harus dihukum," ujar Sudirman.
Audit Petral, dilakukan oleh spesialis forensik Australia KordaMentha, menunjukkan intervensi oleh pihak-pihak ketiga yang menyebabkan Pertamina membayar harga-harga lebih tinggi untuk impor bahan bakar dan minyak mentah, menurut Dwi.
Hasil audit akan dipresentasikan di parlemen minggu depan.
Kendaraan baru Pertamina untuk pembelian minya, Integrated Supply Chain, telah menghasilkan harga yang lebih kompetitif, dengan penghematan efisiensi $103 juta pada akhir kuartal ketiga, menurut perusahaan itu. [hd]