Tautan-tautan Akses

Dari Beirut, Vatikan Desak Pihak-pihak di Timur Tengah Terima Rencana Perdamaian


Kardinal Pietro Parolin saat menghadiri acara pemakaman Kardinal Sergio Sebastiani di Basilika Santo Petrus, Vatikan, pada 17 Januari 2024. (Foto: Reuters/Remo Casilli)
Kardinal Pietro Parolin saat menghadiri acara pemakaman Kardinal Sergio Sebastiani di Basilika Santo Petrus, Vatikan, pada 17 Januari 2024. (Foto: Reuters/Remo Casilli)

Menteri Luar Negeri Vatikan Kardinal Pietro Parolin, pada Rabu (26/6), mendesak pihak-pihak yang bertikai di Timur Tengah untuk menerima “proposal perdamaian,” dengan mengatakan bahwa wilayah tersebut termasuk Lebanon “tidak membutuhkan perang.”

“Timur Tengah sedang melalui momen kritis,” kata Parolin pada konferensi pers di Beirut dalam kunjungannya ke Lebanon selama satu hari.

Pihak Tahta Suci Vatikan “meminta agar usulan perdamaian disambut baik, sehingga pertempuran berhenti di masing-masing pihak, sehingga sandera di Gaza dibebaskan, sehingga bantuan yang diperlukan dapat sampai ke penduduk Palestina tanpa hambatan,” katanya.

“Lebanon, Timur Tengah, dan seluruh dunia tentu saja tidak membutuhkan perang,” tambah kardinal tersebut.

Perdana Menteri Lebanon Najib Mikati pada Rabu mendesak agar tidak menghubungkan “stabilitas dan kepentingan Lebanon dengan konflik yang sangat rumit dan perang yang tidak pernah berakhir.”

Israel dan Hizbullah hampir setiap hari saling melancarkan serangan lintas perbatasan sejak serangan Hamas pada 7 Oktober.

Kekerasan tersebut telah menewaskan lebih dari 480 orang di Lebanon, sebagian besar adalah pejuang tetapi juga termasuk 94 warga sipil, menurut penghitungan kantor berita AFP, dengan 15 tentara dan 11 warga sipil tewas di Israel, menurut pihak berwenang.

Dalam kunjungannya, Parolin telah bertemu dengan para pemimpin politik dan agama, dan pada hari Rabu mengatakan bahwa Vatikan “sangat prihatin” atas kekosongan kursi presiden di Lebanon.

Pemilihan kepala negara adalah “kebutuhan yang mendesak dan mutlak”, katanya, sambil mengungkapkan harapan “bahwa partai politik akan dapat menemukan solusi tanpa penundaan.”

Lebanon, yang telah lama terpecah belah berdasarkan garis sektarian, tidak memiliki presiden sejak akhir Oktober 2022. [lt/jm]

Forum

XS
SM
MD
LG