Ribuan ton makanan, obat-obatan dan bahan bantuan lainnya yang menumpuk di pesisir Gaza tidak sampai kepada mereka yang membutuhkan karena situasi keamanan yang buruk di lapangan di mana pengemudi truk terjebak dalam baku tembak atau muatan mereka disita oleh kelompok-kelompok “bergaya geng,” kata seorang pejabat di badan bantuan kemanusiaan Amerika Serikat, USAID, pada Rabu (26/6).
Doug Stropes, dari Biro Bantuan Kemanusiaan USAID mengatakan fakta bahwa Gaza masih menjadi zona pertempuran aktif dengan “tidak adanya hukum” yang dipicu oleh rasa putus asa yang mencengkeram warga Palestina pada umumnya.
“Untuk dapat menyediakan bantuan diperlukan keamanan bagi para pekerja kemanusiaan untuk dapat bekerja. Hal tersebut tidak terpenuhi saat ini dan itu menghambat distribusi bantuan,” kata Stropes kepada kantor berita The Associated Press.
Stropes mengatakan sejak 25 Juni, kapal-kapal telah mengirimkan hampir 7.000 metrik ton bantuan kemanusiaan dari Siprus ke Gaza melalui dermaga buatan AS yang terhubung dengan garis pantai wilayah tersebut.
Namun sejauh ini hanya 1.000 metrik ton yang telah sampai ke warga Palestina dan sisanya disimpan di hamparan pantai yang terhubung dengan dermaga.
Pejabat USAID itu mengatakan, sejumlah orang mengambil barang-barang batuan dari truk karena mereka putus asa dan mengambil bantuan untuk diri mereka sendiri. Lembaga-lembaga bantuan di Gaza telah melaporkan adanya “aktivitas seperti geng.”
Program Pangan Dunia PBB (WFP) telah menghentikan pengiriman bantuan dari dermaga karena masalah keamanan setelah militer Israel tampaknya menggunakan daerah tersebut dalam penyelamatan sandera pada tanggal 8 Juni.
Badan dunia itu saat ini sedang melakukan peninjauan keamanan di lapangan di sekitar kawasan pantai sehingga pengiriman dapat dilanjutkan “segera” setelah peninjauan selesai, kata Stropes. [lt/jm]
Forum