Equifax hari Kamis mengatakan data 2,4 juta warga Amerika lagi pelanggannya terdampak oleh peretasan yang terjadi tahun lalu, namun, data konsumen yang dicuri yang baru saja diungkapkan mengandung informasi pribadi yang secara signifikan lebih sedikit.
Perusahaan mengatakan data tambahan konsumen yang dicuri peretas tersebut hanya mengandung nama dan sebagian nomor SIM, berbeda dengan data asli 145,5 juta warga Amerika yang nomor Jaminan Sosialnya juga terdampak. Para peretas tidak dapat mendapatkan data negara bagian yang menerbitkan SIM tersebut, tanggal penerbitan atau tanggal kedaluarsanya.
Secara total, kira-kira 147,9 juta data warga Amerika telah terpengaruh oleh peretasan data Equifax. Peretasan data tersebut tetap menjadi peretasan data informasi pribadi terbesar dalam sejarah.
Perusahaan tersebut mengatakan mereka berhasil menemukan tambahan data 2,4 juta warga Amerika lewat pemeriksaan silang dengan sebagian nomor SIM dengan menggunakan baik sumber data internal maupun eksternal. Data semua warga Amerika ini tidak ditemukan saat awal peretasan karena Equifax telah memfokuskan penyelidikannya pada mereka yang nomor Jaminan Sosialnya terdampak. Individu yang nomor Jaminan Sosialnya dicuri umumnya menanggung risiko yang lebih besar akibat pencurian identitas ini karena seringnya nomor Jaminan Sosial digunakan untuk keperluan pengecekan identifikasi.
Equifax Inc. mengatakan mereka akan menghubungi para konsumennya yang diketahui informasi pribadinya dicuri baru-baru ini dan akan memberikan pemantauan kredit yang sama serta layanan perlindungan dari pencurian identitas yang sama dengan apa yang mereka telah tawarkan pada korban-korban sebelumnya. [ww]