Polisi Indonesia telah menangkap 18 orang migran yang terdampar di lepas pantai pulau Jawa setelah kapal mereka kehabisan bahan bakar ketika mereka berusaha mencapai Australia, kata seorang pejabat.
Kelompok dari Bangladesh, India dan Pakistan itu menaiki kapal kayu tersebut dari pantai Pameungpeuk di Jawa Barat dan berlayar menuju pulau Christmas, Australia, yang terpencil, kata kepala imigrasi setempat Filianto Akbar kepada para wartawan Rabu malam (23/9).
“Mereka bermaksud pergi ke Pulau Christimas tetapi kapal mereka kehabisan bahan bakar dan terombang-ambing dekat pantai di daerah Cianjur hari Rabu,” katanya.
“Mereka meminta pertolongan dari kapal nelayan yang lewat, yang kemudian memberitahu polisi.”
Enam belas migran dibawa ke pusat penahanan imigrasi sementara dua lainnya masih sedang ditanyai oleh polisi, kata Akbar, dan menambahkan bahwa kapten kapal itu dan dua awaknya juga telah ditangkap.
Pemerintah konservatif Australia telah memberlakukan kebijakan imigrasi garis keras tahun 2013 yang mengizinkan pihak berwenang mencegah pencari suaka berusaha mencapai daratan Australia.
Indonesia sebelumnya telah mengutarakan tentangan terhadap kebijakan imigrasi yang keras itu yang diberlakukan oleh koalisi konservatif mantan perdana menteri Tony Abbott.
Kebijakan itu mencakup pengembalian kapal-kapal yang membawa migran dan menolak pemukiman pencari suaka yang tiba dalam kapal ilegal walaupun mereka layak mendapat label pengungsi.
Mereka sebaliknya ditahan di kamp-kamp imigrasi di pulau-pulau Pasifik Nauru dan Papua New Guinea, walaupun dikecam keras oleh organisasi-organisasi hak asasi manusia.
Kapal terbaru ini kabarnya usaha yang pertama oleh pencari suaka mencapai Australia melalui laut sejak Malcolm Turnbull menjadi perdana menteri pekan lalu.
Hari Rabu, Turnbull mengakui ia mempunyai keprihatinan mengenai pencari suaka yang ditahan kamp-kamp pulau Pasifik, tetapi tidak memberi indikasi bakal adanya perubahan segera mengenai kebijakan pemerintah. [gp]