Inggris, Perancis, Amerika bersama lima negara lain, Rabu (7/2), meminta Dewan Keamanan PBB membicarakan nasib ratusan ribu pengungsi Rohingya yang terusir dari Myanmar, AFP melaporkan.
Dewan Keamanan akan bersidang Selasa (13/2) depan untuk mendengarkan laporan Komisioner Tinggi PBB Urusan Pengungsi (UNHCR), Filippo Grandi, tentang krisis akibat tindakan keras yang dilancarkan militer di Rakhine, Myanmar Agustus tahun lalu.
Lima negara lainnya adalah Swedia, Polandia, Belanda, Kazakhstan dan Equatorial Guinea.
Sidang diadakan hampir tiga bulan setelah Dewan Keamanan mengeluarkan pernyataan meminta Myanmar mengendalikan aparat keamanannya dan mengizinkan pengungsi pulang ke kampung halaman mereka. Lebih dari 750 ribu Rohingya mengungsi ke Bangladesh dari Myanmar yang penduduknya mayoritas beragama Budha. Pengungsi menuduh tentara membunuh, memperkosa dan membakar desa-desa mereka.
Bulan lalu Myanmar dan Bangladesh sepakat memulangkan pengungsi Rohingya itu dalam jangka waktu dua tahun. Namun PBB mengungkapkan kekhawatiran karena UNHCR tidak dilibatkan dalam kesepakatan itu.
Duta Besar Kuwait Mansour al-Otaibi mengatakan, pemerintah Myanmar menolak kedatangan utusan Dewan Keamanan ke Rakhine dengan alasan ‘waktunya tidak tepat.’ [as/al]