Tautan-tautan Akses

Delapan Anak Balita Meninggal di Kamp Pengungsi Suriah


Anak-anak berpose di kamp pengungsi Suriah di Latakia (foto: dok).
Anak-anak berpose di kamp pengungsi Suriah di Latakia (foto: dok).

Pejabat-pejabat PBB mengungkapkan kekecewaan dan kekhawatiran atas kematian delapan anak balita baru-baru ini di Kamp Al Hol, Suriah timur laut, di mana puluhan ribu orang yang melarikan diri dari konflik dengan Kelompok ISIS, ditempatkan.

Anak-anak itu, yang meninggal antara 6 dan 10 Agustus, dilaporkan menderita berbagai penyakit yang bisa disembuhkan. Penyebab kematian mencakup komplikasi terkait malnutrisi, dehidrasi akibat diare, gagal jantung, perdarahan internal dan hipoglikemia.

Kepada VOA, juru bicara Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan, Jens Laerke, mengatakan kondisi dimana anak-anak itu tinggal, berpotensi berbahaya dan tidak bisa diterima. “Hampir 40.000 anak dari lebih 60 negara terus mendekam di kamp Al Hol. Mereka tidak mendapat layanan dasar dan harus menghadapi panas terik musim panas dan trauma kekerasan dan pengungsian."

Kamp Al Hol, yang dikelola Pasukan Demokratik Suriah yang didukung Amerika, menampung sekitar 74.000 perempuan dan anak-anak yang mengungsi akibat pertempuran dengan militan ISIS. Sebagian besar dari mereka berasal dari Suriah dan Irak, tetapi lebih dari 7.000 dilaporkan dari negara-negara asing.

Pemerintah asing itu enggan menarik pulang warganya dengan alasan mereka telah diradikalisasi ISIS dan menimbulkan potensi ancaman bagi negara asal mereka.

Laerke mengatakan PBB terus memberikan berbagai bantuan penting, seperti tempat tinggal, makanan, kebersihan, nutrisi dan perlindungan. Tetapi, dia mencatat, dalam beberapa bulan ini akses ke layanan dasar, termasuk pasokan air yang teratur dan perawatan kesehatan darurat, kurang karena berbagai alasan. Antara lain, gangguan pasokan air pada bendungan Alouk dan langkah-langkah pencegahan COVID-19.

“Kematian tragis itu terjadi pada saat layanan kesehatan di kamp tersebut berada di bawah tekanan yang meningkat akibat pandemi COVID-19. Sejak awal Agustus, lima petugas kesehatan di kamp Al Hol telah dinyatakan positif COVID-19 sehingga satu rumah sakit lapangan ditutup sementara. Akibat penutupan itu, timbul masalah lain, di tengah semakin kurangnya Alat Pelindung Diri,” tambahnya.

Di Suriah terdapat lebih dari 1.330 penderita virus corona, termasuk 58 kematian. Laerke mengatakan, langkah-langkah harus diperkuat untuk menjaga dan melindungi petugas kesehatan dari penyakit mematikan itu sementara virus tersebut terus menyebar dengan cepat ke seluruh negara itu.[ka/ii]

XS
SM
MD
LG