Ketegangan meningkat di Pantai Gading. Sekelompok orang hari Selasa menyerang konvoi PBB di Abidjan, dan delegasi ECOWAS meninggalkan Abidjan dengan tangan kosong setelah gagal mendesak presiden yang berkuasa, Laurent Gbagbo, agar mengundurkan diri secara damai dan mengakhiri pertikaian politik berdarah setelah sengketa pemilu bulan lalu. Delegasi itu akan kembali ke Pantai Gading pekan depan.
Kesempatan bagi pemecahan diplomatik atas krisis yang menimbulkan kekerasan di Pantai Gading yang telah berlangsung satu bulan itu, tampaknya menyempit, dan ketegangan terus meningkat.
Presiden Benin, Sierra Leone dan Cape Verde bertemu dengan presiden yang berkuasa, Laurent Gbagbo, di Abidjan hari Selasa untuk memberikan ultimatum, atas nama blok regional Afrika Barat, ECOWAS, supaya Gbagbo mengundurkan diri secara damai atau dipaksa mundur.
Ultimatum tersebut mestinya adalah kesempatan terakhir bagi Gbagbo. Namun delegasi ECOWAS kembali ke Abuja, Nigeria hari Selasa malam tanpa kehadiran Gbagbo, yang semula diperkirakan bersedia menerima suaka politik.
Presiden Nigeria Goodluck Jonathan mengatakan delegasi itu akan kembali ke Pantai Gading untuk melanjutkan negosiasi dengan Gbagbo hari Senin depan.
Presiden Cape Verde, Pedro Pires, mengatakan kita tidak bisa berpandangan apakah misi ini berhasil atau gagal. Ia mengatakan kita tahu, kita telah melakukan upaya yang sah, tidak lebih dari itu.
Delegasi ECOWAS juga bertemu dengan pemenang pemilihan presiden yang didukung PBB, Alassane Ouattara, di kantornya di sebuah hotel Abidjan yang dijaga oleh pasukan penjaga perdamaian PBB dan bekas-bekas pejuang pemberontak.
Baik Ouattara dan Gbagbo menyatakan menang dalam pemilu presiden putaran kedua tanggal 28 November. Sengketa itu telah menyebabkan ketegangan dalam pertarungan politik yang menurut PBB telah menewaskan lebih dari 170 orang dan banyak orang khawatir bisa memicu kembali perang saudara.
Kebanyakan rakyat Pantai Gading, merasa bosan setelah menjalani krisis hampir satu dasawarsa, menggantungkan harapan pada ECOWAS, sementara lainnya mengatakan upaya itu mungkin telah terlambat.
Penduduk Abidjan, Noel Gakpa, mengatakan ECOWAS seharusnya tidak menunggu hal ini menjadi rumit. Ia mengatakan saat ini, ia tidak tahu bagaimana akan berakhir dan sekarang sepertinya orang-orang panik berusaha mengatasinya. Ia mengatakan mereka menunggu sampai api mulai berkobar sebelum datang untuk memadamkannya.
ECOWAS telah menangguhkan keanggotaan Pantai Gading, dan negara-negara besar termasuk Uni Eropa, Uni Afrika dan Amerika, menyerukan Gbagbo untuk mundur.
Laurent Gbagbo yang semakin terisolasi dan menantang, tidak menunjukkan tanda-tanda untuk menyerah. Berbicara melalui televisi pemerintah hari Selasa, juru bicara Gbagbo, Ahoua Don Melo, mengatakan pemerintah Gbagbo akan memutuskan hubungannya dengan pemerintah yang mengakui utusan yang dikirim oleh Ouattara dengan menutup kedutaan-kedutaan negara itu di Pantai Gading.