Presiden Mesir Hosni Mubarak mengundurkan diri 18 hari setelah protes warga Mesir yang menyerukan diakhirinya 30 tahun masa pemerintahannya.
Massa yang bersorak-sorai turun ke jalan-jalan guna merayakan pengumuman hari Jumat yang disampaikan Wakil Presiden Omar Suleiman, yang menyatakan kekuasaan presiden telah diserahkan kepada militer.
Jumat malam, Dewan Tertinggi Angkatan Bersenjata mengatakan sedang mempelajari dan akan mengumumkan perkembangan bagaimana pemerintah akan dijalankan.
Dalam pidato singkat di televisi pemerintah, seorang jurubicara militer mengatakan "tidak ada alternatif bagi legitimasi yang bisa diterima rakyat." Ia juga memuji Mubarak atas kontribusinya bagi bangsa Mesir dan mendoakan "martir" yang meninggal dalam kerusuhan itu.
Sorak sorai pecah di Tahrir Square, Kairo, yang menjadi titik fokus pemberontakan, menanggapi kabar mundurnya Mubarak.
Gemuruh sorak sorai demonstran berlangsung lebih dari satu jam setelah pengumuman itu. Banyak yang melambaikan bendera Mesir sementara kembang api menerangi langit malam.
Kerumunan massa yang bergembira juga tampak di jalan-jalan kota Alexandria, di mana banyak pengemudi membunyikan klakson mobil mereka. Perayaan juga berlangsung di kota-kota lain.
Pengumuman singkat Suleiman itu disampaikan setelah protes anti-pemerintah berlangsung setiap hari selama lebih dari dua minggu. Wakil Presiden itu menyatakan Mubarak mempertimbangkan "keadaan sulit" yang telah dilalui negara itu.
Media massa mengutip pejabat yang mengatakan Mubarak telah meninggalkan ibukota dan pergi ke kediamannya di tempat wisata Laut Merah Sharm El-Sheikh.