KAIRO, MESIR —
Saksi-saksi mata mengatakan tembak-menembak itu dimulai menjelang akhir azan subuh hari Senin (8/7) pagi. Demonstran Ikhwanul Muslimin dan militer Mesir saling tuduh memulai kekerasan itu. Pendukung Ikhwanul Muslimin menuduh pihak militer, sebaliknya pejabat militer berkeras penembakan itu adalah “serangan teroris”.
Dokter-dokter yang pro Ikhwanul Muslimin di klinik darurat mengadakan konferensi pers di mana mereka menuduh militer menggunakan kekerasan yang berlebihan. Seorang dokter mengatakan, para doter di klinik itu merawat lebih dari 400 cedera serius termasuk 150 luka tembak.
Televisi Al-Jazeera menunjukkan video amatir dari beberapa orang yang mengatakan para demonstran damai ditembak oleh militer. Televisi pemerintah Mesir juga menunjukkan video para penyerang melempari tentara dengan batu dan bongkahan semen sementara suara tembakan terdengar.
Juru bicara Ikhwanul Muslimin menyebut penembakan itu sebagai “pembunuhan massal” sementara pernyataan militer mengatakan telah terjadi “serangan teroris”.
Seorang tentara Mesir yang cedera, Mohamad Ibraheem menceritakan pengalamannya. Katanya ia dan tentara lainnya di sana untuk memastikan keamanan warga tapi diserang dengan tembakan, bom Molotov dan batu-bata. Katanya banyak rekannya yang terkena serangan.
Laporan yang saling bertentangan itu tidak bisa langsung dikonfirmasi.
Presiden sementara Mesir, Aldy Mansour dilaporkan telah menunjuk Komisi Kehakiman untuk menyelidiki penembakan hari Senin itu. Pernyataan kepresidenan menyampaikan “penyesalan mendalam” atas kekerasan itu tapi kemudian mengatakan penembakan itu terjadi dalam upaya untuk menyerbu markas Garda Republik.
Di tengah-tengah tuduhan itu, TV Al-Arabiya menunjukkan video ulama Safwat Hijazi yang mendukung Presiden Mohamad Morsi yang tersingkir bertekad bahwa “segala cara” akan digunakan untuk “membebaskan Morsi” dari penahanan militer.
Sementara laporan penembakan hari Senin meluas, beberapa kelompok Islamis mengumumkan mereka tidak akan berpartisipasi dalam pemerintahan sementara yang dibentuk oleh Mansour.
Partai Salafi Nour menyerukan agar kekuasaan Presiden Morsi dikembalikan demikian pula pemimpin Islamis serta mantan calon presiden Abdel Moneim Aboul Foutouh.
Pernyataan Ikhwanul Muslimin menghimbau agar warga Mesir “memberontak dari mereka mencuri revolusi”. Ribuan pendukung Ikhwanul Muslimin terus melakukan demonstrasi di depan masjid TRouba Adiwiya di Kairo sementara tentara mengawasi dari kejauhan.
Dokter-dokter yang pro Ikhwanul Muslimin di klinik darurat mengadakan konferensi pers di mana mereka menuduh militer menggunakan kekerasan yang berlebihan. Seorang dokter mengatakan, para doter di klinik itu merawat lebih dari 400 cedera serius termasuk 150 luka tembak.
Televisi Al-Jazeera menunjukkan video amatir dari beberapa orang yang mengatakan para demonstran damai ditembak oleh militer. Televisi pemerintah Mesir juga menunjukkan video para penyerang melempari tentara dengan batu dan bongkahan semen sementara suara tembakan terdengar.
Juru bicara Ikhwanul Muslimin menyebut penembakan itu sebagai “pembunuhan massal” sementara pernyataan militer mengatakan telah terjadi “serangan teroris”.
Seorang tentara Mesir yang cedera, Mohamad Ibraheem menceritakan pengalamannya. Katanya ia dan tentara lainnya di sana untuk memastikan keamanan warga tapi diserang dengan tembakan, bom Molotov dan batu-bata. Katanya banyak rekannya yang terkena serangan.
Laporan yang saling bertentangan itu tidak bisa langsung dikonfirmasi.
Presiden sementara Mesir, Aldy Mansour dilaporkan telah menunjuk Komisi Kehakiman untuk menyelidiki penembakan hari Senin itu. Pernyataan kepresidenan menyampaikan “penyesalan mendalam” atas kekerasan itu tapi kemudian mengatakan penembakan itu terjadi dalam upaya untuk menyerbu markas Garda Republik.
Di tengah-tengah tuduhan itu, TV Al-Arabiya menunjukkan video ulama Safwat Hijazi yang mendukung Presiden Mohamad Morsi yang tersingkir bertekad bahwa “segala cara” akan digunakan untuk “membebaskan Morsi” dari penahanan militer.
Sementara laporan penembakan hari Senin meluas, beberapa kelompok Islamis mengumumkan mereka tidak akan berpartisipasi dalam pemerintahan sementara yang dibentuk oleh Mansour.
Partai Salafi Nour menyerukan agar kekuasaan Presiden Morsi dikembalikan demikian pula pemimpin Islamis serta mantan calon presiden Abdel Moneim Aboul Foutouh.
Pernyataan Ikhwanul Muslimin menghimbau agar warga Mesir “memberontak dari mereka mencuri revolusi”. Ribuan pendukung Ikhwanul Muslimin terus melakukan demonstrasi di depan masjid TRouba Adiwiya di Kairo sementara tentara mengawasi dari kejauhan.