Para pemimpin protes di Sudan telah menolak proposal untuk bernegosiasi dengan para jenderal militer, dan mengatakan seruan itu tidak tulus karena pasukan keamanan terus menarget para demonstran dalam tindakan keras yang menewaskan lebih dari 100 orang minggu ini.
Juru bicara Asosiasi Profesional Sudan (SPA) Mohammed Yousef al-Mustafa mengatakan pada hari Rabu (5/6) bahwa seruan oleh Jenderal Abdel-Fattah Burhan itu “tidak serius,” dan “mereka yang berada di bawah komandonya telah membunuh warga Sudan dan masih melakukannya.”
Asosiasi yang merupakan bagian dari Pasukan untuk Kebebasan dan Perubahan (FFC), yakni aliansi yang mewakili para pengunjuk rasa, sebaliknya akan melanjutkan kampanye pro-demokrasi untuk memaksa militer menyerahkan kekuasaan kepada otoritas sipil, kata al-Mustafa.
Burhan, kepala Dewan Militer Transisi (TMC) yang berkuasa, mengatakan Rabu bahwa para pemimpin militer siap untuk melanjutkan pembicaraan dengan para pemimpin protes tanpa “batasan.”
Dia juga mengatakan mereka yang bertanggung jawab atas terjadinya kerusuhan terkait aksi duduk selama delapan minggu di luar Kementerian Pertahanan di Khartoum pusat itu akan dimintai pertanggungjawaban.
Burhan juga mengatakan pemerintah baru akan segera dibentuk dan akan memerintah sampai pemilihan diadakan dalam sembilan bulan ke depan. (lt)