Pengelola PLTN Fukushima yang rusak itu mulai menjatuhkan karung-karung berisi bahan-bahan penyerap ke Lautan Pasifik untuk mengurangi bahaya radiasi. Karung-karung itu diisi dengan zeolite, yang lebih dikenal sebagai bahan aktif penyerap bau tidak sedap kotoran kucing. Dalam hal ini, zeolite digunakan untuk menyerap cesium yang terdapat dalam tingkat tinggi di perairan sepanjang pantai Fukushima.
Sementara itu, Perusahaan Tenaga Listerik Tokyo (TEPCO), masih berjuang keras, lebih dari sebulan setelah PLTN Fukushima rusak akibat gempa dan tsunami, untuk memulihkan sistem pendingin otomatis beberapa reaktor.
Di Tokyo hari Sabtu, beberapa ratus demonstran secara damai melakukan protes di depan gedung TEPCO. Sebagian demonstran mengenakan kostum sayuran, yang lainnya menghiasi diri dengan hasil-hasil pertanian.
Para demonstran meneriakkan “sayuran lebih penting daripada tenaga nuklir. Kami tidak butuh PLTN, kami tidak butuh radiasi.”
Salah seorang demonstran, Naomi Saito dari prefektur Saitama, menyayangkan kecilnya jumlah orang yang berdemonstrasi sejak tanggal 11 Maret. Tetapi, Saito mengatakan paham mengapa itu terjadi di negara yang miskin sumber alam dan sangat tergantung pada tenaga nuklir . Ia mengatakan, “Kami semua berada dalam situasi yang berbahaya karena tenaga nuklir. Tetapi, orang Jepang lainnya berpendapat tenaga nuklir sangat penting. Jadi saya merasa sedih.”
Jepang telah membangun lebih dari 50 PLTN dalam 45 tahun terakhir. Pemerintah Jepang hari Sabtu memerintahkan 13 perusahaan pengelola PLTN agar memeriksa dan memasang sambungan listerik luar untuk mencegah gangguan listerik yang diakibatkan gempa seperti yang terjadi tanggal 11 Maret di Fukushima.
Perlunya tindakan itu digarisbawahi ketika gempa susulanberkekuatan 5,9 menggoncang Jepang Timur hari Sabtu.
Kebocoran radiasi dari PLTN Fukushima memaksa puluhan ribu orang di prefektur itu untuk mengungsi. Radiasi itu juga mencemari hasil pertanian dan perikanan, dan mengakibatkan kekhawatiran global mengenai keamanan PLTN.