Departemen Luar Negeri Amerika Serikat optimis mengenai kemungkinan gencatan senjata dalam perang Israel-Hizbullah, setelah pada Selasa (19/11) seorang utusan Amerika melakukan pembicaraan dengan para pejabat Lebanon di Beirut.
Penasihat Senior Presiden Amerika Serikat Joe Biden, Amos Hochstein, tiba di Beirut sehari setelah kelompok militan Hizbullah-Lebanon dilaporkan memberikan respons positif atas rancangan proposal Amerika untuk mengakhiri perang yang dilancarkan Hizbullah untuk mendukung Hamas di Gaza selama 13 bulan ini.
Proposal Amerika tersebut dapat membuat pasukan darat Israel meninggalkan Lebanon dan militan Hizbullah menarik diri dari perbatasan Israel. Lebih banyak pasukan Lebanon dan pasukan penjaga perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) akan dikirim ke zona penyangga di Lebanon selatan sebagai bagian dari kesepakatan.
Juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat Matthew Miller mengatakan “kami dapat melihat bahwa kami telah mengatasi beberapa hambatan untuk mencapai resolusi. Namun masih banyak yang harus dilakukan dan kami memerlukan kesepakatan dari para pihak. Namun kami berupaya untuk mencapai hal itu, kami ingin menyelesaikannya sesegera mungkin.”
Pertemuan utama Hochstein di Beirut adalah dengan Ketua Parlemen Lebanon Nabih Berri, sekutu Hizbullah yang menjadi penengah bagi para militan.
Kecam Penjarahan Truk Bantuan Kemanusiaan
Dalam konferensi pers pada Selasa sore, Miller juga menyampaikan pandangan Deplu Amerika Serikat terhadap perkembangan di Gaza, di mana penjarahan hampir 100 truk bantuan selama akhir pekan oleh orang-orang bersenjata memperburuk krisis pangan yang sudah parah.
“Pertama-tama, ini sangat menjijikkan, kata Miller. “Dan orang-orang yang menjarah bantuan kemanusiaan untuk tujuan mereka sendiri berarti mengambil makanan dan obat-obatan dari tangan warga sipil, termasuk anak-anak yang membutuhkannya,” katanya.
Pencurian truk-truk yang memuat makanan dan bantuan kemanusiaan lainnya membuat harga-harga melonjak dan menyebabkan kekurangan di Gaza tengah, di mana sebagian besar dari penduduk yang berjumlah 2,3 juta orang telah mengungsi, dan hidup berdesakan di tenda-tenda kumuh.
Miller menggarisbawahi bahwa “pada akhirnya kita tidak akan sepenuhnya menyelesaikan masalah ini tanpa mengakhiri perang, dan membentuk pemerintahan baru dan otoritas keamanan di Gaza, karena pada akhirnya yang menjadi masalah saat ini adalah tidak adanya sistem pemerintahan.” [em/jm]
Forum