Militer Israel pada Selasa (19/11) memperkirakan sekitar 40 proyektil ditembakkan dari Lebanon ke wilayah tengah dan utara Israel. Laporan awal menyebutkan empat orang mengalami cedera ringan akibat pecahan peluru.
"Setelah sirene berbunyi antara pukul 09.50 dan 09.51 di wilayah Galilea Atas, Galilea Barat, dan Galilea Tengah, sekitar 25 proyektil teridentifikasi melintas dari Lebanon ke Israel. Beberapa proyektil berhasil dicegat, sementara yang jatuh diidentifikasi di wilayah tersebut," kata militer dalam pernyataan.
Pengumuman ini menyusul laporan sebelumnya yang menyebutkan sekitar 15 proyektil hingga memicu sirene serangan udara.
Seorang juru bicara responden pertama Israel mengatakan bahwa di Israel bagian tengah ditemukan "empat orang dengan luka ringan akibat pecahan kaca.... Mereka terluka saat berada di gedung beton tempat jendelanya pecah."
Polisi Israel menyatakan bahwa mereka sedang mencari lokasi jatuhnya proyektil yang berhasil dicegat oleh sistem pertahanan udara Israel, meskipun tidak ada laporan kerusakan serius.
Pada Senin (18/11), satu orang tewas dan beberapa orang terluka dalam dua insiden terpisah, satu di kota Shfaram di Israel utara dan yang lainnya di pinggiran pusat komersial Israel di Tel Aviv.
Militer Israel menyebutkan bahwa kelompok Hizbullah Lebanon, yang didukung Iran, menembakkan sekitar 100 proyektil dari Lebanon ke Israel pada Senin, sementara Angkatan Udara Israel membalas dengan serangan ke Beirut.
Hizbullah mulai menembakkan roket ke Israel pada Oktober tahun lalu sebagai bentuk solidaritas terhadap Hamas di Gaza. Sejak September, Israel melakukan serangan besar-besaran di Lebanon, yang sebagian besar menargetkan benteng pertahanan Hizbullah. Namun, beberapa serangan juga mengenai wilayah di luar kendali kelompok itu. [ah/es]
Forum