Tautan-tautan Akses

Deplu AS: 250 Warga AS Tinggalkan Lebanon Dua Hari Terakhir 


Asap mengepul dari wilayah pinggiran selatan Beirut menyusul serangan ke area dekat Bandara Internasional Beirut-Rafic Hariri di Lebanon, pada 4 Oktober 2024. (Foto: Reuters/Amr Abdallah Dalsh)
Asap mengepul dari wilayah pinggiran selatan Beirut menyusul serangan ke area dekat Bandara Internasional Beirut-Rafic Hariri di Lebanon, pada 4 Oktober 2024. (Foto: Reuters/Amr Abdallah Dalsh)

Departemen Luar Negeri Amerika Serikat mengatakan sekitar 250 warga Amerika dan keluarga inti mereka, termasuk yang tidak berkewarganegaraan AS, telah meninggalkan Lebanon dalam dua hari terakhir melalui penerbangan sewaan pemerintah AS.

Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS Matthew Miller mengatakan, 134 warga negara AS dan anggota keluarga mereka meninggalkan Beirut menuju Istanbul, Turki, pada Kamis (3/10). Lebih dari 100 orang lainnya meninggalkan Lebanon sehari sebelumnya dengan menggunakan penerbangan yang sama.

Miller mengatakan, AS akan terus menyiapkan penerbangan serupa selama situasi keamanan di Lebanon buruk dan ada permintaan.

Lebih dari 6.000 warga negara Amerika Serikat telah menghubungi Kedutaan Besar AS di Beirut untuk mencari informasi mengenai penerbangan keluar Lebanon semenjak konflik antara Israel dan Hizbullah mulai meningkat.

Miller menuturkan, beberapa warga negara Amerika Serikat, yang banyak di antaranya juga memiliki kewarganegaraan Lebanon dan telah lama menjadi penduduk negara tersebut, dapat memilih untuk bertahan. Dia mengatakan bahwa kedutaan besar AS di Beirut siap memberikan pinjaman kepada mereka yang memilih bertahan di Lebanon, tapi perlu pindah ke daerah yang lebih aman di negara itu.

Departemen Luar Negeri AS mengatakan bahwa kedutaan besar AS di Beirut juga siap memberikan pinjaman darurat kepada warga negara AS yang ingin meninggalkan Lebanon dengan menumpangi penerbangan sewaan pemerintah AS setelah harga tiket pesawat melonjak drastis beberapa hari terakhir.

Beberapa warga Amerika mengeluhkan ongkos pesawat yang semakin tidak terjangkau, bahkan untuk destinasi yang dekat seperti Siprus, seiring berkurangnya penerbangan maskapai komersial yang keluar-masuk Beirut.

Maskapai berbendera Lebanon, Middle East Airlines (MEA) mejadi satu-satunya maskapai komersial yang mengoperasikan penerbangan internasional.

MEA telah menyisakan sekitar 1.400 kursi penerbangan bagi warga negara AS selama seminggu terakhir dan beberapa ratus orang telah memanfaatkannya, kata Juru Bicara Deplu AS Matthew Miller, Kamis.

Miller mengatakan, pemerintah AS tidak memiliki kewenangan untuk mengatur harga tiket pesawat MEA. Ia mengatakan, ongkos maksimal untuk penerbangan sewaan pemerintah AS yaitu sebesar $283 (sekitar Rp4,3 juta) per orang. [rd/ns]

Forum

XS
SM
MD
LG