Tautan-tautan Akses

Israel Desak Warga di Lebanon Selatan untuk Mengungsi 


Asap tebal membubung ke udara selama serangan udara Israel di desa Khiam di Lebanon selatan dekat perbatasan dengan Israel, Kamis 3 Oktober 2024.
Asap tebal membubung ke udara selama serangan udara Israel di desa Khiam di Lebanon selatan dekat perbatasan dengan Israel, Kamis 3 Oktober 2024.

Militer Israel hari Kamis (3/10) mendesak warga di lebih dari 20 kota dan desa di Lebanon selatan untuk segera mengungsi dari rumah mereka dan pindah ke utara untuk menghindari bahaya saat Israel melanjutkan operasi daratnya melawan Hizbullah.

Lewat akunnya di platform media sosial X, juru bicara bahasa Arab IDF Letnan Kolonel Avichay Adraee menyarankan warga untuk pindah ke utara Sungai Awali untuk “menyelamatkan nyawa Anda.” Dia memperingatkan setiap gerakan ke selatan akan membahayakan mereka.

Dia mengatakan, “Aktivitas Hizbullah memaksa IDF untuk bertindak tegas terhadapnya,” dan mengatakan IDF akan memberi tahu mereka kapan aman untuk pulang.

IDF merilis video yang katanya adalah pasukan yang beroperasi di Lebanon selatan. Tentara Brigade ke-6 saat ini berada di Lebanon selatan, “melakukan serangan terarah untuk menggagalkan dan menghancurkan infrastruktur organisasi teroris Hizbullah,” katanya dalam sebuah pernyataan.

IDF juga mengatakan pada hari Kamis bahwa jet tempur Israel, dalam serangan pada hari Rabu, menewaskan komandan Hizbullah Khader Al-Shahabiya. Pernyataan tersebut mengatakan bahwa Khader bertanggung jawab atas serangan roket pada bulan Juli yang menghantam lapangan sepak bola di Majdal Shams di Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel yang menewaskan 12 anak.

Pejabat kesehatan Lebanon mengatakan pada hari Kamis bahwa serangan udara Israel menghantam sebuah gedung apartemen di Beirut, menewaskan sedikitnya enam orang dan melukai tujuh lainnya.

Amin Sherri, anggota parlemen Hizbullah, mendatangi lokasi tersebut pada hari Kamis, dan mengatakan Israel telah menyerang di daerah yang dihuni warga sipil dan organisasi-organisasi pertahanan sipil Lebanon lainnya.

Iran Serang Israel

Ketegangan telah meningkat secara dramatis di kawasan itu sejak Selasa malam, ketika Iran melepaskan rentetan sekitar 200 rudal balistik, aksi yang belum pernah dilakukan sebelumnya yang ditujukan ke Israel.

Iran melakukan serangan tersebut pada malam Tahun Baru Yahudi sebagai balasan atas serangkaian serangan Israel terhadap proksi-proksinya, termasuk pembunuhan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh di Teheran pada bulan Juli dan kepala Hizbullah Lebanon Hassan Nasrallah di Beirut minggu lalu.

Perdana Menteri Israel Bejamin Netanyahu memperingatkan bahwa Teheran “akan membayar” atas serangan itu, dan Kabinet Keamanannya bertemu Selasa malam untuk membahas kemungkinan serangan balasan. Beberapa laporan menunjukkan Israel mungkin akan menyerang kilang minyak Iran atau bahkan lokasi nuklirnya.

Pada hari Kamis saat meninggalkan Gedung Putih, Presiden AS Joe Biden ditanya apakah AS akan mengizinkan Israel untuk melakukan serangan balasan dan apa rencana AS dalam hal itu.

Biden mengatakan, "Pertama-tama, kami tidak mengizinkan Israel, kami menasihati Israel. Dan tidak akan ada yang terjadi hari ini. Kami akan membicarakannya nanti.”

Presiden Iran, Masoud Pezeshkian, mengatakan Rabu bahwa Teheran akan memberikan tanggapan yang keras terhadap pembalasan Israel.

Berbicara di Qatar, dalam jumpa pers bersama Emir Sheikh Tamim bin Hamad al-Thani, Pezeshkian mengatakan Iran tidak menginginkan perang dengan Israel tetapi menyebut serangan udara di Teheran setelah pelantikannya yang menewaskan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh sebagai provokasi Israel. Ia mengatakan bahwa ia terus memperjuangkan perdamaian.

Israel tidak pernah secara resmi bertanggung jawab atas serangan yang menewaskan Haniyeh tersebut.

Israel hari Rabu mengumumkan kematian delapan tentaranya dalam pertempuran dengan Hizbullah di Lebanon selatan, sehari setelah Israel memulai apa yang disebutnya sebagai operasi darat “terbatas” untuk menghancurkan infrastruktur militan di sana.

Dewan Keamanan PBB Bertemu

Di New York, Dewan Keamanan PBB mengadakan pertemuan darurat pada hari Rabu untuk membahas situasi yang memburuk.

“Kebakaran (perang) yang berkobar di Timur Tengah dengan cepat berubah menjadi neraka,” kata Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres kepada dewan.

Ia menegaskan kembali seruannya untuk gencatan senjata segera di Gaza, pembebasan semua sandera, dan penghentian pertempuran di Lebanon. [lt/ka]

Kepala biro VOA di Gedung Putih Patsy Widakuswara dan reporter VOA Natasha Mozgovaya berkontribusi pada laporan ini. Sebagian informasi untuk laporan ini disediakan oleh AP, Reuters, dan AFP.

Forum

XS
SM
MD
LG