Tautan-tautan Akses

Deportasi Imigran Gelap Irlandia di Boston Meningkat


Boston Selatan atau “Southie,” pernah menjadi tempat pemukiman utama warga asal Irlandia kelas pekerja.
Boston Selatan atau “Southie,” pernah menjadi tempat pemukiman utama warga asal Irlandia kelas pekerja.

Meski deportasi orang asing dari di AS pada umumnya turun pada 2017, angkanya naik bagi sejumlah warga negara tertentu, termasuk Irlandia. Angka pemulangan imigran Irlandia, yaitu 34 orang, memang lebih sedikit dibandingkan negara-negara lain. Tapi jumlahnya naik sebanyak 31 persen sejak 2016 dan menimbulkan kepanikan dalam komunitas yang sebelumnya tidak pernah disorot.

“Dia tidak bisa mengusir orang dari negeri ini. Kami yang membangun negara ini.”

Itulah reaksi keras seorang warga Amerika keturunan Irlandia, Pete Clougherty, yang mengecam langkah Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang mendeportasi imigran gelap dari Irlandia. Keprihatinan seperti itu sangat terasa di Boston, kota yang banyak didiami warga keturunan Irlandia.

Mereka yang berisiko dideportasi tidak tahu harus percaya kepada siapa dan terkadang merasa depresi, kata Kieran O'Sullivan,konselor imigrasi di Pusat Pastoral Irlandia di Boston, menjelaskan.

“Ada orang-orang yang takut menyetir mobil, meskipun mereka harus bermobil ke tempat kerja. Sebagian takut mengakses layanan kesehatan. Ada seorang perempuan muda, yang seorang korban KDRT, mendatangi kami baru-baru ini. Ada korban-korban muda yang takut lapor ke polisi karena khawatir isu status imigrasi mereka akan disorot,” kata O’Sullivan.

Empat generasi tentara, polisi, petugas pemadam kebakaran terpampang di ruang tamu Kieran O’Sullivan, konselor imigran di Pusat Pastoral Irlandia di Boston (Photo courtesy: Kieran O’Sullivan)
Empat generasi tentara, polisi, petugas pemadam kebakaran terpampang di ruang tamu Kieran O’Sullivan, konselor imigran di Pusat Pastoral Irlandia di Boston (Photo courtesy: Kieran O’Sullivan)

Thomas Callahan, seorang imigran gelap yang berprofesi sebagai tukang kayu, khawatir akan ditahan dan dipenjara selama beberapa minggu atau beberapa bulan. Tapi dia mengatakan sejak tinggal di AS 16 tahun lalu, ia tidak pernah dicurigai.

“Sebagian besar orang AS tidak melihat saya sebagai imigran gelap. Karena mereka tidak tahu status saya, dan saya bisa berbahasa Inggris, mereka berasumsi saya tidak bermasalah. Mereka tidak tahu kalau saya sebenarnya imigran gelap,” kata Thomas Callahan.

Callahan mengakui itu merupakan keuntungan yang tidak dimiliki kelompok imigran lainnya.

Veronica Keys, pekerja sosial di Pusat Pastoral Irlandia, mengatakan
“Orang-orang dengan status legal sekalipun, tapi karena berasal dari Timur Tengah atau Afrika, mereka merasa lebih didiskriminasi.”

Keys mengatakan ada perbedaan pandangan mengenai bagaimana warga keturunan Irlandia melihat imigrasi gelap. Sering kali imigran yang lebih tua, yang datang di bawah peraturan dan kondisi berbeda, kurang toleran, kata dia.

Tetapi sejarah yang panjang itu membuat banyak warga Irlandia merasa mereka berhak tinggal di AS.

Baca: Imigrasi AS Tangkap 212 Imigran di California

Mary Evans, seorang warga AS keturunan Irlandia, mengatakan,
“Kalau saya berada di sini secara ilegal, sepertinya saya tidak punya akar di AS untuk mengatakan bahwa, saya juga berhak mendapatkan itu. Seperti halnya warga Irlandia berhak mendapatkannya.”

Yang lainnya berpendapat imigran-imigran baru dari negara lain juga berhak tinggal di Amerika.

“Saya tahu banyak dari mereka lari dari situasi buruk di negara mereka, kemana lagi mereka bisa pergi ketika hal seperti itu terjadi?” kata Pete Clougherty, seorang warga AS keturunan Irlandia.

Jumlah imigran gelap asal Irlandia di AS diperkirakan bervariasi, antara 10.000 sampai 50.000 orang. [vm/ii]

XS
SM
MD
LG