Desa kecil di Spanyol, Castrillo Matajudios, yang namanya berarti "Benteng Bunuh Yahudi", pada Minggu (25/5) melakukan pemungutan suara yang hasilnya memutuskan penggantian nama untuk menghapus sisa-sisa penganiayaan agama Katolik Roma pada lebih dari empat abad lampau.
Kampanye untuk membaptis kembali desa itu, dipimpin oleh pemimpin desa Lorenzo Rodriguez, telah mendorong 56 warga berusia tua di desa itu ke dalam sorotan media dalam beberapa minggu terakhir, saat nama kontroversial itu memicu pemberitaan media di seluruh dunia.
Warga dusun berisikan rumah-rumah kuno dekat kota Burgos itu memberikan suaranya pada saat yang sama dengan pemilihan umum di seluruh Uni Eropa untuk memilih representasi di parlemen, dengan hasil awal akan keluar Minggu malam.
Surat kabar Spanyol, El Pais, melaporkan bahwa perubahan nama itu menerima 29 suara setuju, sementara 19 tidak sepakat atas penggantian nama. Sementara yang lain tidak berpartisipasi dalam referendum tersebut.
Mayoritas penduduk mendukung nama baru Castrillo Mota de Judios, atau Bukit Yahudi, menurut surat kabar tersebut. Nama itu mirip dengan nama asli desa itu sebelum terjadinya Inkuisisi Spanyol, berdasarkan dokumen-dokumen bersejarah.
Pemimpin monarki Katolik Spanyol, Raja Ferdinand dan Ratu Isabella memerintahkan pengusiran Yahudi pada 1492, dan memutuskan bahwa Muslim harus pergi atau pindah agama.
Rodriguez mengatakan desa itu telah dituduh anti-Semitik, padahal "desa ini merupakan keturunan komunitas Yahudi," ujarnya.
Pemerintah Spanyol telah mencoba mengobati penganiayaan itu dengan mengusulkan undang-undang pemberian kewarganegaraan pada keturunan Yahudi Sephardic yang diusir dari negara itu. (Reuters)
Kampanye untuk membaptis kembali desa itu, dipimpin oleh pemimpin desa Lorenzo Rodriguez, telah mendorong 56 warga berusia tua di desa itu ke dalam sorotan media dalam beberapa minggu terakhir, saat nama kontroversial itu memicu pemberitaan media di seluruh dunia.
Warga dusun berisikan rumah-rumah kuno dekat kota Burgos itu memberikan suaranya pada saat yang sama dengan pemilihan umum di seluruh Uni Eropa untuk memilih representasi di parlemen, dengan hasil awal akan keluar Minggu malam.
Surat kabar Spanyol, El Pais, melaporkan bahwa perubahan nama itu menerima 29 suara setuju, sementara 19 tidak sepakat atas penggantian nama. Sementara yang lain tidak berpartisipasi dalam referendum tersebut.
Mayoritas penduduk mendukung nama baru Castrillo Mota de Judios, atau Bukit Yahudi, menurut surat kabar tersebut. Nama itu mirip dengan nama asli desa itu sebelum terjadinya Inkuisisi Spanyol, berdasarkan dokumen-dokumen bersejarah.
Pemimpin monarki Katolik Spanyol, Raja Ferdinand dan Ratu Isabella memerintahkan pengusiran Yahudi pada 1492, dan memutuskan bahwa Muslim harus pergi atau pindah agama.
Rodriguez mengatakan desa itu telah dituduh anti-Semitik, padahal "desa ini merupakan keturunan komunitas Yahudi," ujarnya.
Pemerintah Spanyol telah mencoba mengobati penganiayaan itu dengan mengusulkan undang-undang pemberian kewarganegaraan pada keturunan Yahudi Sephardic yang diusir dari negara itu. (Reuters)