Baru-baru ini desainer Indonesia, Dian Erakumalasari, untuk lini pakaian Oerip Batik mempertunjukkan karya busananya di ajang tahunan Asian Cultural Festival 2015 yang diselenggarakan oleh organisasi American Asian Heritage Council di Orlando, Florida.
Bekerja sama dengan dua warga Indonesia di Florida, Kusumo Putri Anglingkusumo dan Vey Miller, yang mengelola bisnis pakaian dan pernak-pernik tradisional Indonesia di bawah nama Kedaton, Dian menampilkan 26 busana untuk dewasa dan anak-anak rancangannya yang menggunakan beragam kain dari Sabang sampai Merauke dengan konsep Nusantara.
“Kalau saya lihat, antusiasme dari warga lokal itu sangat bagus sekali karena ragam corak batik dan tenun kita, (juga) songket sangat menarik (dan) berbeda dari negara lain,” papar Dian Erakumalasari kepada VOA belum lama ini.
Tidak hanya menggunakan beraneka ragam kain nusantara, rancangan Dian cukup unik di mana ia menggabungkan berbagai jenis kain tersebut menjadi satu dengan konsep tabrak warna dan tabrak corak.
“Nah, itu bikin berbeda. Jadi dilihat di visual juga aneh. Unik. Soalnya ada juga yang saya tabrakan dengan lurik dengan mungkin kain polka dot atau songket dengan sogan,” ungkap desainer yang mulai membangun bisnis Oerip Batik ini sekitar empat tahun yang lalu. “Dalam satu baju misalkan, nama bajunya Nimas. Nah, Nimas ini aku pakai ulos Medan dikombinasi Parang dari Solo,” lanjutnya.
Berbagai koleksi pakaian Oerip Batik yang dijual dengan harga sekitar 30 hingga 75 dolar AS (sekitar Rp 400.000 hingga Rp 1 juta) di acara tersebut telah menarik perhatian warga lokal AS juga warga Indonesia yang tinggal di Florida.
Walaupun baru pertama kali menggelar peragaan busana di luar negeri, koleksi Oerip Batik sudah dipasarkan ke beberapa negara, seperti AS, Belanda, dan Uni Emirat Arab. Untuk koleksi pakaian yang dipasarkan di luar negeri, Dian berusaha mengadaptasi desainnya dengan gaya pakaian di negara setempat. Sebagai contoh, baju koko dan sorban rancangannya yang ia buat dengan menggunakan kain batik dan tenun.
“Ternyata sangat unik sekali ketika dipakai,” kata desainer kelahiran tahun 1981 ini.
Untuk bisa memasarkan koleksi pakaiannya ke luar negeri, Dian mengatakan kuncinya adalah networking.
“Kita jalin relationship dengan mungkin teman kenalan di Facebook atau saudara. Nah, itu dibutuhkan dengan kerja keras, yakin, rajin dan pasti tekun,” tegas Dian.
Memang untuk saat ini Dian belum memiliki toko yang berdiri sendiri di Indonesia. Namun, koleksi Oerip Batik bisa dibeli di rumahnya juga melalui berbagai pameran dan di Internet.
Rencananya, Dian akan kembali lagi ke AS pada bulan November untuk memerkan koleksi terbaru dari Oerip Batik.
“November ini kebetulan sepertinya kita juga mau ke sini lagi, buat karya-karya lagi, karena memang saya suka banget dengan mix nusantara itu lagi.”