Jaksa Cleveland Tim McGinty mengumumkan keputusan Senin sore (28/12), menutup satu tahun kontroversi dan protes para aktivis serta lainnya yang dikejutkan dengan rekaman video penembakan itu. Ia mengatakan Grand Jury "tidak menemukan bukti-bukti tindak pidana oleh polisi."
Rekaman video itu menunjukkan petugas patroli Timothy Loehmann menembak mati Tamir Rice hanya beberapa detik setelah tiba dengan mobil polisi untuk mengkonfrontir remaja tersebut. Polisi dikirim ke tempat kejadian setelah seorang penelepon memberitahu polisi tentang seorang pria membawa pistol. Grand Jury juga menolak mendakwa polisi yang mengemudikan kendaraan, Frank Garmback.
Pihak berwenang kemudian menemukan bahwa pistol yang dipegang Tamir Rice adalah pistol mainan dengan peluru karet. Mereka juga menemukan bahwa tanda warna oranye dari pabrik yang menandakan pistol itu mainan telah dihapus.
Asisten jaksa, Matthew Meyer, mengatakan Tamir Rice terlihat berulang kali menyampirkan dan mencabut pistol dari pinggangnya selama beberapa jam sebelum konfrontasi mematikan itu terjadi.
Selama beberapa bulan penyelidikan penembakan itu berlangsung, para penyidik di luar pihak berwenang mengatakan "wajar bagi setiap petugas" untuk yakin bahwa senjata yang dipegang Tamir Rice adalah senjata api, dan tindakan yang diambil berdasarkan hal itu bisa masuk akal.
Kematian Tamir Rice merupakan salah satu dari serangkaian besar pembunuhan polisi terhadap warga kulit hitam Amerika yang menjadi kecaman terhadap polisi dan memicu protes nasional yang dipimpin aktivis "Black Lives Matter" dan para pendukungnya selama satu tahun belakangan. [zb/al]