Mantan Presiden Pakistan Pervez Musharraf mengatakan hari Kamis ia mungkin akan menangguhkan rencananya pulang bulan ini, setelah diperingatkan oleh pemerintah bahwa ia akan ditangkap kalau ia pulang.
Dalam kunjungan ke London, Musharraf mengatakan ia sedang menunggu rekomendasi dari Partai Liga Muslim se-Pakistan. Ia mengatakan para tokoh partai sedang menyelidiki konsekuensi kepulangannya, mengingat krisis politik gawat yang sedang membara di Pakistan.
Sebelumnya bulan ini, Musharraf memberitahu para pendukung di Karachi melalui telepon bahwa ia akan pulang antara tanggal 27 dan 30 Januari untuk turut dalam pemilihan umum masa depan. Tetapi, ia menghadapi ancaman penangkapan di Pakistan karena tuduhan keterlibatannya dalam pembunuhan mantan perdana menteri Benazir Bhutto tahun 2007.
Mantan presiden itu, yang meninggalkan negara itu tahun 2008 untuk menghindarkan tuntutan hukum, menuduh Taliban sebagai pelaku pembunuhan itu, tetapi Kejaksaan sejak itu telah mengatakan bahwa Musharraf sendiri terlibat.
Di Washington hari Kamis, Departemen Luar Negeri Amerika mengatakan bahwa kemungkinan penangkapan Musharraf kalau ia pulang adalah masalah interen Pakistan dan membantah bahwa tim mantan presiden itu mengirim surat yang memohon pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Hillary Clinton.
Jurubicara Departemen Luar Negeri Amerika Victoria Nuland, mengemukakan bahwa Amerika Serikat menghendaki hubungan yang berbasis luas dengan Pakistan yang mencakup kerjasama mengenai soal keamanan, pembangunan dan ekonomi.