ByteDance China berencana menggelar penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO) TikTok Global di AS, perusahaan baru yang akan mengoperasikan aplikasi video pendek populer.
Beberapa sumber yang mengetahui masalah itu mengatakan, Kamis (17/9), rencana itu akan dijalankan jika usulan kesepakatannya diterima oleh pemerintah AS.
ByteDance berlomba mendapatkan kesepakatan dari Gedung Putih yang akan mencegah larangan AS pada TikTok. Presiden Donald Trump mengancam pelarangan kemungkinan berlaku pada awal minggu depan.
Bulan lalu Presiden AS itu memerintahkan ByteDance untuk melakukan divestasi saham TikTok di tengah kekhawatiran AS bahwa data pribadi sekitar 100 juta warga Amerika yang menggunakan aplikasi itu bisa diteruskan ke pemerintah Partai Komunis China. Pada Rabu (16/9), Trump kembali menegaskan dirinya menentang ByteDance sebagai pemegang saham mayoritas TikTok.
Menurut salah satu sumber, Gedung Putih dan ByteDance menyetujui suatu persyaratan dalam beberapa aspek kesepakatan, meskipun Trump belum menyetujuinya. Sumber itu menambahkan bahwa investor terbesar ByteDance AS, Oracle, dan kemungkinan bersama Walmart akan memiliki sedikitnya 60 persen saham dalam operasi TikTok di AS.
Perusahaan baru yang disebut TikTok Global itu, imbuh sumber tersebut, akan menduduki mayoritas posisi direktur, kepala eksekutif dari AS, dan seorang pakar keamanan di dewan penasehat. Menurut sumber itu, Oracle akhirnya menyetujui kepemilikan 20 persen saham perusahaan. Jika berhasil dalam negosiasi akuisisi saham, imbuh sumber itu, CEO Walmart Doug McMillon, juga akan memperoleh kursi di dewan direktur TikTok Global.
Trump menyatakan pemerintahannya telah berbicara dengan Walmart dan Oracle pada hari Kamis, namun "tidak banyak yang berubah" terkait kesepakatan tersebut. [mg/ft]